Mohon tunggu...
Leni Fatma
Leni Fatma Mohon Tunggu... Penulis - Mengubah luka menjadi aksara

Membias luka dengan menulis, membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencatat Waktu Part 2

17 Juli 2020   01:24 Diperbarui: 17 Juli 2020   01:13 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Fiona masih menguatkan dirinya di depan cermin. Sesekali menatap cermin, memastikan tidak ada air matanya yang terjatuh. Begitulah Fiona, tidak bisa orang lain mengetahui kesedihannyanya. Dia takut jikalau ada yang masuk ke kamarnya, dan mengetahui jika dia sedang menangis.

Fiona masih menenangkan dirinya. Melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk mengalihkan perasaannya.

Matahari perlahan tenggelam, malam datang, matahari tergulir dengan bintang dan bulan.

Kecewa? Ya, Fiona masih menggerutu akan pertunangannya yang tertunda. Seakan kecewa sudah menjadi makanannya sehari -hari.

Sudah menjadi umum. Orang tua merantau, anak dititipkan. Tapi bagi Fiona, ini sangat mengaktikan. Masa masa golden agenya tanpa didampingi orang tua. Dia hanya ingin bersamanya. Bermain bersama, makan bersama, diantarkan ke sekolah, dijemput sekolah, layaknya teman-temannya. Ingin sekali, Fiona mendapatkan perhatian penuh tanpa terhalang jarak. Tanpa terbagi dua oleh anak bibinya. Namun, itu hanya impian belaka. Kini waktu itupun hanya menjadi catatan lampau Fiona.

Selesai mandi, Fiona mendapat satu pesan ...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun