Bulan ramadhan sudah dipenghujung waktu, setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh kini bulan yang penuh rahmat, kasih sayang dan ampunan akan meninggalkan kita, hal ini tentu menjadi momen yang penuh haru dan pilu bagi umat muslim yang memaksimalkan ibadah serta dibulan ini juga mempertaruhkan keadaan dan keimanan iman kita dihadapan Allah Swt. dengan meningkatkan ibadah, memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Bulan ramadhan menjadi bulan yang penuh dengan ketenangan dimana waktu yang sangat dekat dengan Allah Swt. Dimana dibulan ini umat muslim berlomba-lomba serta berambisi meningkatkan amal ibadahnya seperti melakukan itikaf dimasjid, membaca al-qur'an, melakukan sholat malam dan memperbanyak istighfar serta memanjatkan do'a-do'a.
Namun, kini bulan ramadhan akan segara pergi umat muslim akan merasakan pilu dan kembali merindukan ramadhan karena ibadah-ibadah khusus yang hanya ada di bulan ramadhan. Bukan hanya itu, bulan yang penuh berkah juga dirasakn oleh umat lainnya karena rezeki makanan yang selalu ada disetip harinya seperti adanya takjil gratis hal ini pun tentu keindahan ramadhan juga dirasakan oleh umat lainnya tak hanya umat muslim saja, momen ini juga mempersatukan umat muslim dan menguatkan tali silaturahim dan saling menghargai perbedaan antar umat. Karena itu kepergian bulan ramadhan tentu meninggalkan rasa sedih dan haru karena menyadari bahwa waktu yang berharga akan pergi meninggalkan kita dan merasa belum memaksimalkan ibadah selama sebulan penuh.
Akan tetapi, di tengah perasaan yang penuh pilu dan haru umat muslim juga akan merasakan hari kemangan untuk menyambut hari raya idul fitri. Hari raya idul fitri menjadi momentum untuk merayakan hari kemenangan atas hawa nafsu dan godaan duniawi dimana menjadi hari kesuksesan karena telah menyelesaikan puasa selama sebulan penuh.
Selain itu idul fitri menjadi momentum untuk memperkuat dan mempersatukan kembali hubungan silaturahim antar umat muslim dan saling berbagi kebahagiaan. Hari raya idul fitri menjadi momentum untuk saling memaafkan atas kesalahan antara satu sama lain baik dari keluarga, teman dan orang lain hal ini menunjukkan semangat persaudaraan dan kepedulian antar sesama. Oleh karena itu, meskipun bulan ramadhan akan meninggalkan kita, hal ini tidak tidak mengurangi rasa takwa dan keimanan serta tetap tekun beribadah.
Nasehat selepas kepergian ramdhan
                             Â
"Diantara balasan bagi amalan kebaikan adalah amalan kebaikan yang ada sesudahnya. Sedangkan hukuman bagi amalan yang buruk adalah amalan buruk yang ada sesudahnya." (Al Fawaa-id hal. 35).
"Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan amalan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama." (Lathaaiful Ma'arif hal. 244).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H