Selingkah selingkuh, selingkah selingkuh, dari minggu kemarin tema di kepala saya tentang selangka- eh selingkuhan. Nggak enak memang didengarnya, tapi ya memang harus dihadapi dan petik aja pelajarannya.
Dari mulai curhatan sohib di siang bolong yang bilang suaminya ngaku udah selingkuh selama setahun terakhir dan sekarang ingin berpisah dan lebih milih WIL nya itu, saya gemes, sambil balesin wasapnya, saya ngeremet HP tanpa sadar. Masalahnya sang istri, suami, dan WIL itu sekantor, dan mereka nampak baik-baik saja, jadi gimana nggak menggemaskan dengan pertanyaan, 'kok bisa' dan 'jadi selama ini?'.
Ada lagi tulisan mbak Usi Saba Kota disini, katanya sekarang ada fenomena selingkuhan di dunia maya, bisa jadi termasuk di K, apa-apanya maya tapi 'niat' nya nggak bisa dibilang maya karena tetep diitung 'menghianati' pasangan. Iya betul, karena salah satu tanda simpel menghianati adalah nutup-nutupin sesuatu dan nggak mau ketauan.
Malam weekend kemarin saya nemenin suami nonton film di rumah, dibela-belain nahan ngantuk kirain mau liat drama action agen CIA, eh taunya malah tentang selingkuh, tangan suami tiba-tiba nggrepekin saya, aduh saya pikir mau bikin film sendiri, eh taunya dia nyariin remot pengen pindah channel, tapi saya malah yang gak mau ganti, udah kagok, pengen tau ending nya, siapatau ada akhir tragis untuk si selingkuhan, kejepit pintu lift mungkin, abis itu liftnya melesat dengan kecepatan tinggi, cukup sadis ye padahal calon sutradara film action juga bukan nih saya.
Minggu malam di acara Pak Mario Teguh juga ada ibu-ibu yang curhat suaminya berkali-kali selingkuh. Awal pernikahan udah ketauan bahwa si suami ini gak memutuskan pacar-pacarnya saat menikah dengan si ibu. Walhasil si ibu diteror pacar-pacarnya. Si ibu yang jadi penganten baru masih senyum-senyum sendiri mendadak kecut dan menegur suaminya. Untung sang suami insyaf dan minta maaf waktu itu. Beberapa tahun kemudian, kejadian lagi suaminya punya WIL. Setelah ditegur, insyaf lagi. Nah, yang terakhir ini setelah 13 tahun menikah, suaminya kembali berulah dan si Ibu udah nggak tahan, dia akan mengajukan cerai. .
Pak MT mengaminkan langkah si Ibu, karena ibu itu berhak memperjuangkan kebahagiaan atas ketulusan cintanya, apalagi katanya; Salah satu bukti cinta itu Setia, kalau nggak Setia ya nggak cinta namanya. Saya meng-hore-kan keputusan si ibu, karena menurut saya nggak worthed hidup ibu itu hanya untuk menunggu suami pulang abis bermesraan sama wanita lain, nauudzubillah.
Tapi beda lagi nasihat saya ke sohib saya yang baru dikhianati suaminya, saya menyarankan dia sabar dulu, jangan terpancing ikutan suaminya emosi ingin cepat berpisah. Masa semudah itu melepaskan ikatan pernikahan yang selama 6 tahun itu dibangun dengan penuh sukacita.. Suaminya itu mungkin cuma perlu ada yang negur. Ceritanya saya ingin negur karena saya juga udah cukup akrab sama suaminya tapi si sohib ngelarang, katanya dia diancam jangan bilang tentang masalah ini ke siapapun, hadeuh, sulit, sulit. Akhirnya saya hanya bilang didoakan aja suaminya supaya kembali ke jalan yang lurus.
Lalu sahabat saya bertanya balik dan membuat saya tercekat ; 'Tapi mamah gue bilang, bukan mau nakut-nakutin, cuma selingkuh itu kayak penyakit, gak bisa hilang total, cuma sembuh sementara lalu bisa kambuh, bener gak ya?'
Saya yang jadi gugup cuma bisa jawab; 'Ya dipagerin doa aja biar enggak kambuh-kambuh'
Dalam hati kecil saya sedikit setuju dengan mamanya teman saya, apalagi pas ada cerita ibu-ibu di acara Pak MT itu, tapi untuk meyakinkan sendiri, saya iseng bikin survey abal-abal ke teman laki-laki yang senior udah bapak-bapak banyak makan garam, gula, merica, dll. 'Apa benar, kalau selingkuh itu kayak penyakit, sembuh bisa, tapi sangat mungkin untuk kambuh lagi di suatu waktu?'
Dan 7 dari 10 orang jawab IYA.