Mohon tunggu...
pelangi
pelangi Mohon Tunggu... Marketing -

Warna yang melukis wajah saya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Baper AADC 2 (Sebuah Puisi)

11 Mei 2016   14:42 Diperbarui: 11 Mei 2016   14:53 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

AADC 2, film indonesia yang sangat ditunggu-tunggu oleh kalangan pecinta film terutama oleh generasi pemuda-pemudi 2000-an. Saya yang juga penggemar AADC 2 pun ikut baper dan rela antree panjang demi selembar tiket. Ya.. hanya selembar, kasihan saya.. saya nonton sendirian XD. Namun sudahlah yang penting saya bisa nonton (walau sendirian) dan secara personal sangat puas dengan film tersebut.

Sebenarnya saya sudah ingin menulis ini sejak lama, hanya saja saya takut diblok sama mba Dian (haha becanda mba) namun sepertinya saya baru ada kesempatan untuk menulis kembali dikompasiana. Haru, tawa, sedih, senang, dan banyak perasaan yang tercampur dan berganti terus menerus dalam scene-scene yang tergambar dilayar bioskop. Perasaan saya seperti naik rolercoster, naik-turun, memontonnya, bahkan dalam salah satu scene yang serius pun seisi gedung bioskop tertawa gara-gara ada yang nyeletuk 14 tahun ketika Rangga bilang ke Cinta 9 tahun kita berpisah.

Menonton AADC baik itu yang pertama maupun yang kedua sesungguhnya seperti menonton diri sendiri. Dulu yang pertama dengan permasalahan remaja dan menyelesaikannya dengan keremajaannya, dan sekarang di AADC 2 permasalahan orang dewasa dengan kedewasaan cara menyelesaikannya. Mungkin itulah yang membuat AADC menjadi film yang fenomenal dan begitu dekat dengan penontonnya. Cerita yang sederhana menjadi kekuatan yang menjadikannya sebagai film yang sangat dekat dengan penontonnya. Sebuah film yang menjadikan penontonnya serasa menonton diti sendiri.

Dan gara-gara film ini, keluar dari gedung bioskop saya jadi ikutan nulis puisi juga, sebuah puisi yang seperti halnya Rangga dan Cinta dalam film ini, menceritakan keinginan untuk bertemu dengan mantan demi berdamai dengan masa lalu.

Pelangi 11/05/16

Untuk Kalian

Titik-titik gemintang yang kupandang di langit malam

Membawaku pada cerita-cerita yang telah lama terpendam

Memori yang sering mengusik, mempertanyakan alasan kesendirian

Sekali saja...

Aku ingin kita duduk bercerita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun