Setelah selesai berfoto, kami diarahkan ke satu kios untuk mengambil hasil cetakan dan file foto. Uang Rp 20.000 kami berikan sesuai dengan harga yang tertulis di rompi tukang foto di depan masjid. Sebuah foto kira-kira seukuran kertas HVS dan file foto menjadi menjadi milik kami untuk dikenang sepanjang waktu sebagai tanda kami pernah ke sini.
Adzan waktu masuk sholat Zhuhur telah bergema. Kami segera masuk ke area masjid untuk mengambil air wudhu dan menunaikan ibadah sholat Zhuhur berjama'ah. Saya dan dua anak kami yang laki-laki berwudhu di tempat wudhu untuk pria yang terletak di sayap depan kanan masjid.
Setelah berwudhu, kami menuju ke ruang sholat utama untuk menunaikan sholat berjama'ah. Tertunaikan sudah niat saya ke Kudus untuk sholat di masjid ini. Saya mengagumi kekhasan bagunan masjid ini.
Ada dua tembok berdiri di tengah di bagian selasar dan dekat pintu masuk ruang utama yang bentuknya mirip dengan bangunan menara depan masjid. Susana siang itu cukup ramai karena ada rombongan dari luar Kudus.
Selesai sholat, kami menikmati soto Kudus masih di sekitar masjid, di Jalan Menara. Di sepanjang Jalan Menara ini berjajar kios-kios penjual makanan dan pernak-pernik khas. Kami berhenti di kedai makan lesehan.
Makan Soto Kudus di Kota Kudus ditemani telur asin dan teh hangat makin, serta tak lupa kerupuk yang dicolek-colek ke kuah soto menambah sensasi nikmat yang terasa. Acara makan siang selesai. Kami bergegas ke tujuan kedua, yaitu ke Museum Kretek yang akan saya bagikan pengalamannya di tulisan berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H