Liburan akhir tahun ini kami manfaatkan dengan mengunjungi lima kota: Semarang, Ungaran, Demak, Kudus, dan Jepara. Saya biasa memanfaatkan liburan dengan memenuhi lima aspek: religi, sejarah, pemandangan alam, tempat gaul, dan silaturahmi. Wisata religi berarti mengunjungi masjid-masjid khas di kota tersebut bisa masjid bersejarah atau masjid baru. Unsur sejarah dipenuhi dengan mengunjungi museum atau tempat-tempat bersejarah.Â
Pemandangan alam tentu saja bisa gunung atau laut. Tempat gaul kami tempatkan karena dua anak kami beranjak remaja. Biasanya tempat gaul ini bisa juga sejenis kulineran. Unsur terakhir adalah silaturahmi ke keluarga atau kenalan. Yang ini biasanya agak susah karena tidak semua kota yang kami kunjungi ada kenalan. Bisa juga ada kenalan tapi orangnya lagi tidak ada.
Kami memesan tiket kereta seminggu sebelum keberangkatan. Kami memesan tiket untuk keberangkatan tanggal 18 Desember, hari Senin. Kami berlibur lima hari 18 Desember sampai 22 Desember. Untuk perjalanan jarak jauh, kami selalu memasang lima hari dengan pertimbangan hari pertama dan terakhir diisi berangkat dan pulang. Waktu tiga hari digunakan untuk full berwisata. Berlibur di Semarang ini kami rencanakan di hari Senin, Kamis sore, dan Jumat pagi. Selasa pagi sampai Kamis siang kami di Demak, Kudus, dan Jepara
Anak-anak sudah libur dan saya sebagai guru juga sudah libur. Perjalanan kereta ini sangat kami nantikan karena inilah pertama kali kami naik kereta melewati Jawa Barat setelah masa pandemi. Praktis selama 2020-2022 kami tidak menggunakan transportasi kereta untuk perjalanan jarak jauh. Perjalanan naik kereta setelah pandemi kami lakukan Juli lalu dengan rute ke Bandung.Â
Tiket Tawang Jaya Premium relasi Pasar Senen - Semarang Poncol untuk lima orang telah kami pesan. Perjalanan ke Semarang ini kedua kali bagi istri dan anak-anak. Sekitar Agustus 2017, kami pernah ke Semarang untuk menghadiri pernikahan saudara. Kami duduk berdekatan karena masih cukup banyak tiket tersedia saat melakukan pemesanan. Barang bawaan kami taruh ke dalam tas ransel tanpa koper agar anak-anak kami yang remaja juga bertanggung jawab terhadap tas mereka masing-masing.Â
Perjalanan ke Semarang selalu berkesan untuk saya pribadi. Pertama kali saya naik kereta jarak jauh ya tujuan Semarang ini. Banyak saudara dari almarhum bapak yang tinggal di Semarang. Bapak beberapa kali mengajak kami sekeluarga ke Semarang saat saya masih usia SD. Sebelum 2017, terakhir saya pergi ke Semarang tahun 1998 pas Piala Dunia.
Satu hal yang disukai anak-anak, termasuk saya sebenarnya, adalah jajan di kereta. Ketika petugas restoran kereta menawarkan makanan, anak-anak membeli nasi goreng. Saya lebih suka memesan dan makan langsung di gerbong makan. Kebetulan jaraknya hanya terpisah satu gerbong dari tempat kami duduk.Â
Walaupun anak-anak sudah makan nasi yang dipesan petugas yang berkeliling, mereka tetap ikut dengan saya ke gerbong makan. Niat menikmati makanan di gerbong urung dilaksanakan karena semua kursi sudah terisi penumpang yang makan saat itu. Jadilah kami memesan makanan ringan untuk dibawa ke tempat kami duduk. Menu bakso kuah dan pop mi menjadi pilihan kami untuk menikmatai makan yang hangat dan berkuah.Â
Menyewa bantal juga menjadi kesukaan kami. Saya ingat waktu kecil naik kereta Senja Utama malam-malam. Ada petugas yang membawa banyak bantal. Saya minta orang tua untuk menyewa. Kebiasaan ini menular ke anak-anak. Bersantai dengan bantal dari kereta seperi membawa kesan tersendiri.Â
Sepanjang perjalanan, saya sangat menyukai melihat pemandangan alam, jalanan, atau perkampungan di pinggir rel kereta. Terasa hilang rasa penat hiruk pikuk Kota Jakarta saat melihat suasana kampung dan sawah di pinggir rel.Sampai saat ini, saya dan istri masih membatin suatu saat jika diberikan umur ingin sekali menghabiskan masa tua di daerah jauh dari Jakarta. Tetap beraktivitas sambil membuka toko sembako dan anak-anak sudah kerja semua. Itu obrolan kami tentang masa tua jika masih diberikan umur panjang. Â
Sekitar pukul 16.15 kereta kami tiba di Stasiun Semarang Poncol. Sebelum berangkat ke tujuan, kami menunaikan sholat Ashar dan Zhuhur jama takhir di musholla stasiun. Musholla stasiun cukup luas, nyaman, dan bersih.. Setelah sholat, kami memesan taksi daring menuju ke Ungaran menuju ke rumah Pak De saya.