Sampai saat ini, selain bubur gerobakan dekat rumah saya, kadang saya menyempatkan nongkrong di warung bubur di bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Kebetulan buka 24 jam. Biasanya jika ada kegiatan malam di daerah Tebet, saya menyempatkan menyantap bubur di situ sebelum pulang ke rumah.Â
Ada juga tukang bubur di dekat Masjid Jami Matraman, Jakarta Timur, yang kebetulan dekat pula dengan tempat saya pernah beraktivitas. Artinya, jika ada tukang bubur dekat tempat aktivitas, minimal saya sempatkan untuk mencoba. Jika dirasa enak menurut saya, biasanya sempatkan kunjungi jika kebetulan lewat daerah itu lagi.
Berburu bubur seakan sudah menjadi stempel saya di keluarga. Tak jarang saya mengajak keluarga makan bubur bareng di tempat-tempat yang direkomendasi. Ada satu penjual bubur dekat rumah mertua saya. Bukan bubur gerobakan, melainkan tempat makan bubur dengan sederet meja dan kursi.Â
Saya suka bilang sama istri, selain sowan ke mertua, saya perlu juga sowan ke tukang bubur itu. Jika istri dan anak-anak tidak ada yang mau ikut, sendiri pun tidak masalah demi buru-buru berburu bubur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H