Mohon tunggu...
Lena Hanifah
Lena Hanifah Mohon Tunggu... profesional -

mencintai buku dan anak-anak setengah mati.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Legal Alien (2)

27 Agustus 2016   06:04 Diperbarui: 27 Agustus 2016   08:29 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya akan menyambung kembali tulisan saya beberapa hari yang lalu tentang permasalahan Legal Alien ini. Hal lain yang acap muncul saat waktu shalat tiba adalah tempat sholat. Dimana saya akan sholat? Pada waktu awal-awal menjejakkan kaki di luar Indonesia di tahun 2004 saya hampir tidak menemukan kesulitan berarti karena negara tujuan saya adalah Malaysia yang notabene juga negara Islam, sehingga mushalla dengan mudah ditemukan. 

Bahkan lebih nyaman dari mushalla-mushalla di Indonesia yang sering asal ada dan ditaruh pula di underground. Tapi begitu saya mulai mendapat rezeki untuk menjajal negara lain, maka permasalahan tempat sholat ini membuat saya sering tolah toleh ketika tiba di suatu tempat. Pada suatu saat saya harus transit di Bandara Los Angeles untuk melanjutkan penerbangan ke Miami, habit tolah toleh saya semacam mendapat cobaan karena kemanapun saya melayangkan pandang tidak juga menemukan pojokan nyempil yang sekiranya tersembunyi dari pandangan orang. Bukan kenapa-napa, saat itu masih hangat-hangatnya 9/11, saya musti ekstra hati-hati biar tidak berakhir di Guantanamo (lebay). 

Akhirnya karena tidak juga menemukan tempat, saya nekat sholat Subuh di depan tempat duduk di ruang tunggu. Karena saya sholatnya tidak begitu khusuk, saya menyadari bahwa di sekitar saya sholat orang-orang membentuk lingkaran kecil, menonton. seusai itu, seseorang dengan kopiah ciri khas agama dan ras tertentu menyeruak masuk dan mengibaskan semacam tangkai (entah apa), mungkin untuk menyucikan tempat saya sholat tadi atau dia hanya ingin menyambung beribadah. entahlah. soalnya saya buru-buru kabur mengejar pesawat.

Tempat sholat lain yang tak kalah serunya adalah saat saya mojok di pojokkan taman menara Eiffel. Seusai sholat, saya sadar bahwa beberapa lelaki dengan bungkusan mendekati, dan kemudian salah satunya mengeluarkan replika menara eiffel dan dengan penuh perhatian  mengucapkan salam lalu berkata "sister, karena anda muslim jadi saya kasih diskon 50 prosen deh". Saya nyengir lalu buru-buru menawar. mumpung 50 persen. hehe..

Sekarang saya tidak terlalu cerewet urusan mau sholat di mana. Sering bersama teman-teman, kami sholat di tempat seadanya. Di taman, nyempil di peron, atau di parents room kalo di malll. Oh iya, di gereja pun saya pernah karena hanya itu tempat bersih yang tersedia. Kalau di fakultas saya hanya perlu pojokan, dan jadilah. Meski awal-awal teman-teman di ruangan phd memandang aneh, lama-lama mereka biasa saja. Beberapa sempat menanyakan, bacaan apa yang saya ucapkan saat sholat. 

"bacaannya bahasa Arab? apa kamu mengerti apa yang kamu baca?"

hm...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun