Waktu selalu adil. Diberikannya kesuksesan serta keberhasilan kepada mereka yang bisa menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Mereka yang bisa memanfaatkan waktu akan tumbuh dan berjaya dalam hidupnya. Beruntunglah orang-orang ini. sebaliknya, mereka yang suka membuang-buang dan menyia-nyiakan waktu akan tertinggal dalam kehidupannya. Sungguh merugi mereka ini.
Setiap hari setiap saat, kita terkurung sekaligus tidak bisa lepas dari jerat waktu. Waktu mengelilingi kita, mengurung kita dalam sangkar imajiner yang kita tak bisa lepas darinya. Waktu adalah penanda keberadaan kita, sekaligus dasar dari bagaimana kita mencatat kehidupan kita di dunia. Waktu adalah gerak konstan yang membuat dunia, tata surya, dan seluruh alam semesta terus berdetak. Waktu adalah kehidupan itu sendiri.
Kita terbiasa membayangkan waktu sebagai sesuatu yang sederhana dan fundamental. Waktu mengalir di mana saja di dunia ini, tanpa ada yang menghalangi, dari masa lalu menuju masa depan. Jam dan arloji menjadi penandanya. Dalam skala waktu, semua kejadian berlangsung secara berurutan mulai dari masa lalu, masa sekarang, menuju masa depan. Masa lalu tak bisa diubah, tetapi masa depan terbuka untuk segala kemungkinan.
Peradaban timbul dan tenggelam, silih berganti. Di ruang angkasa, bintang-bintang baru terlahir. Manusia mengukur semua kejadian itu dengan perjalanan waktu. Namun, benarkah waktu itu berjalan dengan konstan? Benarkah waktu berjalan sesederhana dari satu detik ke detik berikutnya?
Kelebihan
Penulis mendorong pembaca untuk merenungkan kehidupan, kenangan, dan pentingnya waktu mereka sendiri. Serta, menawarkan pembaca kesempatan untuk terhubung dengan pengalaman dan refleksi pribadi penulis.
Kekurangan
Buku ini mungkin tidak menarik bagi mereka yang lebih menyukai narasi yang lebih terstruktur atau plot yang jelas dan beberapa pembaca mungkin merasa kesulitan untuk memahami konten tersebut atau merasa konten tersebut tidak sesuai dengan mereka.
Kesimpulan
Buku ini cocok dibaca untuk mengisi waktu luang. Berisi tentang waktu dan kaitannya dengan kehidupan yang dijalani, bahwa waktu itu terbatas dan perlu menghargai setiap momennya. Buku ini juga memberikan beberapa tips agar bisa lebih produktif, khususnya saat tidak melakukan apa - apa, atau saat sedang menunggu. Serta menjelaskan bahwa ‘me time’ itu bukanlah pemborosan waktu selama kegiatan yang dilakukan itu positif.
“Pilihlah ‘me time’ milik anda sendiri, dan nikmatilah. It's okay to feel tired and small sometimes.” – Hlm. 103