Mohon tunggu...
Mala Amesgaiztoa
Mala Amesgaiztoa Mohon Tunggu... -

A Story Teller...\r\nA Girl...\r\nAn Insomniac...\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi Salma

24 November 2014   09:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:01 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu kala di masa lalu, aku sedang duduk di sudut taman sekolah sendirian. Aku memang biasa sendirian. Aku tak terlalu suka bersosialisasi. Ngerumpi, ngomongin ha-hal yang tak penting dan lalu menertawakannya bersama-sama.

Seperti mereka. Teman-teman sekelasku, (aku merasa tak terlalu mengenal mereka) yang asyik bergerombol di kursi panjang di tengah taman sambil mengobrolkan sesuatu. Awalnya tak kuperhatikan mereka, atau apa yang mereka perbincangkan. Aku tak terlalu tertarik.

Sampai salah satu dari mereka, Salma namanya, mulai menceritakan sebuah kisah. Kisah yang pada akhirnya tak hanya bisa menarik perhatian teman-teman satu gerombolannya, tapi juga aku.

"Kalian enggak bakal percaya kalau aku ceritain soal mimpiku semalem..." Suara Salma yang melengking dan cenderung tak enak didengar itu sampai di indera pendengaranku. Kuintip teman-temannya tampak menaruh perhatian.

"Bayangin! Semalem aku mimpi masuk ke kamarnya si Mala. Iya...Mala yang culun itu! Aneh kan?! Aku ngerasa jalan di tangga, masuk lorong terus aku buka pintu kamar Mala! Dan aku ngerasanya mimpiku itu nyata banget. Aku ngeliat Mala tidur pakai baju tidur yang gambarnya Hello Kitty! Hahahaha...udah segede itu masih aja pakai baju tidur Hello Kitty! Helllooooo??!"

Dan tawa mereka meledak lagi. Aku tahu teman-teman Salma menganggap cerita itu ditujukan untuk menghinaku.

Tapi tidak.

Semalam aku memang tidur memakai baju Hello Kitty kesayanganku. Dan sekitar pukul satu dini hari, di saat aku masih berkutat dengan insomniaku, aku melihat pintu kamarku terbuka dengan sendirinya. Aku cukup ketakutan, hingga kuputuskan untuk pura-pura tidur kala itu.

Ledakan tawa mereka sedikit mulai reda. Aku hanya tersenyum kecil, lalu beranjak menuju kelas. Setidaknya aku bisa sedikit tenang, ternyata yang semalam itu bukan hantu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun