Tatkala kantuk tak jua jemput mimpiku
lelap dan nyenyak kian susah ketemu
karena helai dinding kelambu sangat meraju
rautmu lekat di depan kaca yang lama sudah karabuÂ
Dua cetak gambar termenung saling baku baganggu
entah sampai berapa lama bayangan menunggu pastiu Â
klise mengharap sombar datang buka palang pintu
yang arika malu-malu maar kau pun mau
agar kita bisa kewel hingga basantang di mulu
hanya bercakap-cakap walau berjendela kamukamuÂ
Dalam satu ranjang baru mirip perahu
juga dua bantal dan empat erat palungku
serta potret tua khayalan aku dan kamu
bak sepasang pengantin bulan madu
terpesona buket bunga menyanding baju kokoku
dan gaun pengantin putih pisang abu-abuÂ
Namun ini semua masih tukel stori parlente naunau
dalam gambar tiap kartu lebaran yang tak laku-laku
sebab setiap malam kita seperti bertemu
saling mesra didekapan buju-buju
dan kadang merasa acuh tak perlu
sampai aku di hadapmu tarungku
karena berkeluh-kesah padamu
padahal semua ini cuma mimpi di dalam parau
Sayangku
semua kutikata kegalauan ini
bukan karena aku mampu melumat semua diksi
apalagi tuk hanya batukel dan berkicau belagu
Sayangku
satu yang pasti aku jalani
kutorana hampir semua aksara di bumi
sebab rindu itu sangat terlalu
untuk disebut sebagai hal babuku biru-biru balau
_____________________
TT TUKEL STORI PARLENTE
"Perahu Mimpi Berwarna Rindu Biru Balau"
Ambon, 15 Desember @kutikata2011
'1 Modified at 02012018 - Sorong
*ajilatuconsina
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI