Setiap guru pasti mendapati kalimat seperti itu, yng ditujukan untuk dirinya atau untuk guru lain.Dan itu berlaku untuk guru di sepanjang masa. Karena sejak saya kecil pun, kalimat seperti itu sudah terdengar. Apalagi sekarang mengalaminya, bangga jadi guru jadinya.
Beberapa hari ini saya disibukkan bersilaturahmi ke rumah mantan- mantan murid saya. Mereka mau menuntaskan masa lajangnya, alias mau nikahan. Dan ada juga yang nikah sama adik kelas. Setu jadinya, cerita ke sana ke mari. Yang jelas, bu guru hanya bisa mendoakan, semoga kaliam bisa membangun keluarga yang Sakinah, mawaddah, warahmah.Dan semoga cepat diberi momongan. Ini penting lho ya, jangan ikutan bergaya seperti generasi Z Â yang inginnya child free.
Selanjutnya dari rentetan silaturahmi itu, permasalahan baru juga muncul yaitu, kenapa  orang - orang yang saya temui mengatakan dan menyatakan kalau saya awet muda? Padahal kenyataannya beranak banyak, bercucu,usia berkepala **** . Tapi kok ya dikatakan masih muda gitu lho.
Bolehlah dikatakan generasi old yang tak memakai resep awet muda dengan Child Free, tapi dengan menjadi guru. Kenapa menjadi guru bisa menjadikan awet muda? Karena setiap hari berceloteh dengan anak - anak, bisa lupa segala tetek bengek permasalahan di rumah. Dan yang pasti, guru itu paling bisa menjaga attitude yang positif. Â Dari kebiasaan ber attitude baik inilah, hati jadi selalu riang. Keriangan dari hati ini menjalar ke seluruh sendi dan nadi - nadi.Oke bukan?
Dari obrolan - obrolan riuh tentang awet mudanya seorang guru diperkuat oleh perkataan seorang nenek dari mantan murid saya yang dulu sering mengantar cucunya ke sekolah. Begini biau berkata:
" Ini bu Lely kan?"
" iya betul", baru sempat menjasab sepsrti itu beliau sudah melanjutkan kata - katanya :
"Kok masih muda saja bu Lely?
"Dari dulu masih ajeg seperti sewaktu mengajar cucu - cucu saja"