Masa Di Madrasah Aliyah
MAITSA DHIYA NABILA WIJAYA TRISYANI, adalah nama anakku yang ke 4 dari lima bersaudara. Â Saat ini Maitsa atau Nabila sedang mengenyam pendidikan di tingkat aliyah kelas 12. Tepatnya di Pondok Pesantren Miftahussalam Banyumas. Dan dipastikan setelah lulus dari aliyah ini,Maitsa belum bisa memasuki dunia perkuliahan karena harus menjalani masa pengabdian satu tahun, di pondok Pesantren Miftahussalam Banyumas tersebut. Â
Maitsa yang masuk ke pondok Pesantren tersebut dan menjadi pilihan terakhir setelah mengadakan survey ke berbagai pondok pesantren. Hal ini mengingat menimbang bahwa pondok pesantren Miftahussalam selain berada di jalur utama juga relatif dekat dari rumah. jika perjalanan lancar hanya memerlukan waktu tempuh maksimal setengah jam saja.
Selama tiga tahun Maitsa selain mengikuti pendidikan formal MA, juga mendalami tahfidz Qur an. Alhamdulillah sebelum genap 3 tahun, Maitsa sudah mampu setor hafalan Alquran sampai 30 juz. Ini adalah suatu pencapaian yang luar biasa, mengingat juga sewaktu di tingkat Tsanawiyah, terkesan lambat sekali hafalannya. tercatat hanya mampu mencapai 10 juz saja.Â
Dengan Pencapaian tersebut, bukanlah hal mudah dalam mencapainya. Butuh suatu perjuangan dan komitmen yang kuat.Termasuk dari orang tua, juga diperlukan usaha extra untuk turut mewujudkan hal tersebut. Baik extra dalam pelayanan, maupun extra dalam berdoa. Setiap saat  Maitsa membutuhkan sesuatu, dengan sigap orang tuanya langsung berusaha memenuhinya, sepanjang kebutuhan tersebut adalah kebutuhan yang menunjang kehidupannya di pondok pesantren. Demikian juga dalam berdoa, se istiqomah mungkin agar Maitsa dimudahkan urusan dan hafalan Al qur annya.
Pada awal masuk ke pondok pesantren Miftahussalam ini, memang belum ada program tahfidz khusus, dan masih berupa extra kurikuler saja. Namun kami berfikir, biarpun hanya extra kurikuler saja, namun jika diniatkan dengan sungguh - sungguh, In sya Allah akan membawa keberhasilan juga. Dikarenakan juga dari beberapa pondok yang telah kami datangi, kebanyakan program tahfidznya hanya extra kurikuler saja. Maka ke pondok pesantren Miftahussalam adalah pilihan yang tepat.
Tanpa diduga, baru beberapa hari masuk ke pondok, ada pemberitahuan lewat grup Wa pondok, bahwa saat itu sedang diadakan seleksi tahfidz Qur'an bagi santriwan dan santriwati baru. Dari tingkat tsanawiyah dan tingkat aliyah, masing - masing diambil 10 anak putra dan putri yang  terbaik hafalannya.
Betapa gembiranya hatiku, melihat Maitsa juga ada dalam deretan foto di grup WA, yang diambil ketika anak - anak mengikuti seleksi tahfidz. Sampai aku bertanya panjang lebar kepada ustadz dan ustadzah yang ada di grup tersebut. Sampai tiba saat pengumuman, Maitsa juga lolos seleksi. Namun dari Jenjang Tsanawiyah, anka - anak yang telah dinyatakan lolos seleksi tahfidz, semua mengundurkan diri. dan akhirnya diambil dari siswa Aliyah semua.
Beberapa hari setelah pengumuman tersebut, kami para orang tua yang anaknya lolos seleksi diberitahu secara khusus lewat WA pribadi. Kelanjutan dari pemberitahuan tersebut, para orangtua diundang untuk mengikuti rapat yang akan membahas keberlanjutan program Tahfidz yang merupakan program baru tersebut.
Pada hari yang telah ditentukan, rapat diadakan secara khusus, hanya diikuti oleh pihak pondok dan para orang tua yang anak - anaknya lolos seleksi saja. Disampaikan oleh Kyai pengasuh pondok bahwa, selain para santri bertempat di tempat khusus yang terpisah dari pondok utama, juga para orang tua untuk menandatangani surat perjanjian yang isinya adalah setelah lulus program tahfidz dan program sekolah formal aliyah mereka harus mengikuti masa pengabdian satu tahun.
Kami para orang tua setuju - setuju saja dengan perjanjian tersebut. dan pada  hari itu juga para orang tua diajak untuk melihat calon tempat tinggal para santri tahfidz. kami membawa barang - barang milik anak masing - masing semampunya saja. Selebihnya barang - bang yang belum terbawa akan diangkut oleh kendaraan menuju tempat yang baru.