TUREN - Banyak upaya yang bisa dilakukan demi menjaga tubuh agar tetap bugar terlebih dimasa pandemi Covid-19 saat ini, seperti menjaga asupan makanan, mengonsumsi multivitamin, dan tentunya wajib diimbangi dengan aktivitas fisik seperti olahraga. Aktivitas seperti olahraga di masa pandemi menjadi sebuah kebutuhan agar imunitas tubuh tetap terjaga. Adapun jenis olahraga yang dilakukan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing individu serta dilakukan secarateratur, seperti yang dilansir dari Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahrga UPI, bahwa frekuensi olahraga yang paling ideal dilakukan adalah 150 menit dalam seminggu.
Dalam berolahraga tentunya ada beberapa poin penting yang wajib diperhatikan seperti pemanasan, pelaksanaan saat berolahraga, dan pendinginan agar manfaat yang diperoleh dari berolahraga lebih maksimal. Kendati demikian, meski sudah dilakukan secara maksimal olahraga juga memiliki beberapa risiko salah satunya adalah risiko cidera. Cidera bisa terjadi karena beberapa alasan seperti kurang pemanasan, kurangnya kelenturan otot, ataupun karena kelelahan.
Meski cidera merupakan hal yang umum dalam olahraga, cidera tetaplah membutuhkan treatment atau penangana khusus jika hal tersebut terjadi. Namun sayang nya belum banyak orang yang paham betul mengenai penanganan cidera saat berolahraga. Oleh karena itu KKN Universitas Negeri Malang, Desa Kemulan mengadakan sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat setempat mengenai pentingnya penanganan awal cidera. Hal ini disampaikan oleh Ahmad Suriyadi dan Iqbal Maulana pada 2 Juli 2021 bertempat di Balai Desa Kemulan, Kecamatan Turen.
Ada empat poin utama yang bisa dilakukan ketika mengalami cidera, hal ini biasa disebut dengan RICE yang merupakan kependekan dari Rest, Ice, Compression, dan Elevation. Rise artinya mengistirahatkan bagian tubuh yang mengalami cidera, ice yaitu pemberian es pada jaringan yang cidera untuk mengurangi pembengkakan, selanjutnya compression yaitu penekanan pada jaringan yang mengalami cidera. Compression akan lebih baik jika dilakukan bersamaan dengan pemberian es batu. Penanganan terakhir adalah elevation yaitu meninggikan bagian yang mengalami cidera melebihi ketinggian jantung dan dilakukan sampai pembengkakan menghilang. Metode rice ini dilakukan secepat mungkin hingga 48 jam setelah terjadinya cidera untuk membantu penyembuhan jaringan setelah mengalami cidera.
Namun jika keempat metode tadi sudah dilakukan, tetapi cidera tidak kunjung membaik maka akan lebih baik jika mengonsumsi obat anti inflamasi (NSAIDs), atau menghubungi dokter agar mendapat penanganan yang lebih tepat. Pada saat sosialisasi Iqbal juga menyampaikan agar lebih banyak mengonsumsi air putih, dan melatih keleturan otot dengan pemasanan karena manfaat yang diperoleh dari olahraga juga ditentukan dari seberapa baik pemanasan yang dilakukan sebelum berolahraga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H