Seketika kaca jendela itu disapa oleh ribuan bulir air yang berjatuhan dari atmosfer.
Terkadang mereka datang menyapa dengan lembut dan tenang,
Terkadang mereka datang menyapa dengan terburu-buru yang menjadikannya lantas luruh dan terjun bebas menyusuri tembok rumah,
Terkadang mereka tidak datang menyapa karena hembusan udaranya terlalu kuat menyapu mereka kearah yang berlawanan dengan tempat duduknya kaca jendela rumahku,
Terkadang mereka membawa serta merta pasukan cahaya yang bentuknya berakar-akar diiringi suara keras nan menggelegar,
Terkadang mereka dengan baik hati menciptakan garis melengkung yang berwarna-warni.
Tidak jarang kaca jendela rumahku mengeluh gatal karena sebagian dari mereka terkadang hinggap lebih lama dari yang lainnya.
Namun aku selaku pemilik rumah selalu memintanya untuk sabar hingga mereka semua menguap dan kembali ke tempat yang seharusnya.
Karena aku menyayangi kaca jendela rumahku, aku selalu memandikannya dengan handuk basah dan mengeringkannya dengan handuk kering, selalu aku lakukan setelah ribuan bulir air yang menyapanya benar-benar telah menguap semua.
Aku takut kaca jendela rumahku terserang flu atau bahkan demam.
Jika aku katakan ini bukan tentang hujan dan kaca jendela rumahku, menurutmu ini tentang apa?