A. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini sebagai berikut,
- Peserta didik kurang memiliki minat untuk membaca karena mereka lebih senang untuk membaca hal yang sifatnya menyenangkan bukan informasi atau pelajaran sehingga kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dari keaktifan peserta didik dalam proses belajar yang masih rendah, respon yang lambat ketika guru memberikan pertanyaan, dan nilai peserta didik yang masih di bawah batas ketuntasan sehingga belum mencapai tujuan dari pembelajaran dengan maksimal.
- Pendidik hanya fokus pada penggunaan metode konvensional salah satunya yakni ceramah. Pendidik juga belum menggunakan model dan metode pembelajaran yang inovatif sehingga pembelajaran masih berpusat kepada pendidik dan kurang melibatkan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehinga pembelajaran kurang menarik minat peserta didik untuk belajar.
- Bahan literasi yang masih monoton dan kurangnya sarana serta prasarana sehingga mengurangi minat membaca peserta didik.
- Kemajuan teknologi yang belum dimanfaatkan secara maksimal dalam proses pembelajaran baik oleh peserta didik maupun pendidik. Kegiatan membaca dan menulis di era teknologi informasi berbeda denga generasi sebelumnya.
Praktik pembelajaran ini, penting untuk dibagikan karena jika disesuaikan dengan model pembelajaran abad 21 yang mengharuskan pendidik menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan memasimalkan penggunaan teknologi, praktik pembelajaran ini sudah sangat sesuai. Melalui praktik pembelajaran ini, pengalaman belajar peserta didik menjadi lebih maksimal.
Pendidik memiliki peran dan tanggung jawab sebagai fasilitator dalam praktik pembelajaran ini. Melalui peran inilah, peserta didik akan lebih aktif dan dapat mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi mereka.
Pemanfaatan teknologi sebagai media belajar juga sangat mempengaruhi minat belajar peserta didik dan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tinggi.
B. TantanganÂ
Praktik pembelajaran menggunakan model project based learning dengan metode mind mapping dan media canva ini, menuntut pendidik harus mampu merancang pembelajaran yang sesuai dengan sintak model pembelajaran tersebut dan disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran yang akan diajarkan dalam hal ini adalah penerapan norma dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga dengan mempertimbangkan kemampuan peserta didik dan ketersediaan fasilitas yang ada. Oleh karena itu, pendidik harus mempersiapkan terlebih dahulu kesiapan peserta didik dan fasilitas yang mendukung praktik pembelajaran ini.
Langkah-langkah pembelajaran yang kompleks, harus dapat dirancang dengan baik dan jelas oleh pendidik sehingga peserta didik paham terutama aktivitas-aktivitas apa saja yang perlu mereka lakukan.
Penggunaan metode mind mapping ditujukan agar peserta didik dapat memanfaatkan citra visual dan bentuk grafis untuk membangun kesan sehinga peserta didik lebih mudah untuk memahami materi sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing.
Media canva ditujukan agar peserta didik dapat mempelajari konsep baru dan belajar lebih menyenangkan serta memaksimalkan manfaat dari teknologi yang mereka miliki yaitu gawai. Pendidik tertantang untuk mengarahkan peserta didik, agar mereka mampu menggunakan gawai mereka secara tepat yaitu dimanfaatkan untuk proses pembelajaran.
Penggunaan metode mind mapping dengan media canva pada praktik pembelajaran ini juga memerlukan pertimbangan yang matang oleh pendidik. Oleh karena itu, pendidik harus benar-benar memastikan peserta didik memiliki sarana prasarana juga harus mendukung untuk penggunaan media tersebut.