Perdebatan soal penggunaan masker masih saja terus diperbincangkan walaupun pemerintah sudah memperbolehkan penumpang untuk tidak menggunakan masker di tempat umum jika dalam kondisi fit.
Bagi yang sejak awal tidak percaya dengan adanya Covid, keputusan ini disambut meriah gembira, karena keputusan inilah yang menegaskan mereka jika harusnya orang memang tidak perlu masker sejak awal, dan mereka menganggap baik-baik saja dengan kondisi tersebut.Â
Tapi, bagi yang sedari awal sudah sangat antisipatif dengan adanya virus ini. Pasti masih akan tetap worry dengan keputusan ini, dan akan masih terus menggunakan masker karena takut tertular. Karena secara medis, virus ini memang akan terus ada sama seperti flu, TBC, dan lain-lain.
Apalagi baru-baru pemerintah semakin menegaskan jika biaya perawatan Covid, tidak akan lagi ditanggung oleh pemerintah, semakin bertambah kekhawatiran akan hal tersebut.
Tapi buat aku, dua hal ini bukanlah jadi perdebatan yang terlalu siginfikan. Aku tetap menggunakan masker bukan karena khawatir akan Covid, tapi lebih khawatir jika aku mangap ketika tertidur di kereta, kecantikan paripurna akan hilang seketika, kejombloan akan semakin abadi terpampang nyata.
Lalu, coba bayangkan kita ini pekerja ibukota yang harus berjibaku dengan panas teriknya Jakarta, apalagi orang lapangan keringat adalah bahan bakar kita. Setelah 9 jam bekerja, apa yang kita hasilkan? Ya bakteri-bakteri yang menempel pada badan kita, yang akhirnya terkonversi menjadi keringat dan bau yang sangat khas, semriwing.
Apa yang terjadi jika kita bersatu di sebuah gerbong kereta? ya jelas kita seperti makanan yang baru saja dimasak, lalu langsung dimasukan ke dalam kulkas, apek-apek. Mau pakai parfum Victoria Secret sampai Gucci pun tidak akan pengaruh. Nah masker lah yang akan menyelamatkan kita saat ini dari bau ketek apek-apek kita.
Ditambah lagi kalo dengan ekstrak bau naga dari mulut-mulut kita pekerja. Harus pakai masker cuy biar jadi benteng. Asem banget kalo tiba-tiba harus menghirup nafas yang bukan punya kita. Mau menghindar ga bisa, sudah tergencet pula. Pilihannya kan cuma bisa pasrah.
Makanya kita bukannya takut covid, tapi memang pada dasarnya melindungi kecantikan, bau mulut, hingga bau yang tidak sedap yang muncul dari aroma tubuh. Kalo terhindar dari Covid dan penyakit lainnya memang ya seperti bonus lah. Kita lebih preventif dan tidak mudah terpapar jadi tambahan positif.
Karena repot kan, kalo lagi fokus cari pendapatan, tiba-tiba berhenti hanya karena Covid, sepele banget.