Mohon tunggu...
LELO YOSEP
LELO YOSEP Mohon Tunggu... profesional -

Guru Universitas Bina Nusantara Jakarta dan Universitas Bunda Mulia Jakarta. Sekretaris Eksekutif Paroki Santo Kristoforus Jakarta. Peneliti Kepariwisataan Daerah Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Wakil Sekretaris DPD HANURA DKI Jakarta. Berasal dari desa kecil dan terpencil di Flores. Sehari-hari berkeyakinan orang menajamkan sesamanya dengan caranya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mesin Partai Foke Ditinggalkan Wartawan

14 Juli 2012   07:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:58 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suatu ketika saya membawa proposal sosialisasi ke posko pemenangan Foke-Nara di Jl. Diponegoro No. 61A. Kalau Anda “bermulut besar” memiliki massa ribuan, maka mulai dari staf keamanan sampai staf inti posko, akan menyambut Anda layaknya tamu terhormat.  Berbeda sekali perhatian kepada para wartawan dan tamu asing, termasuk saya (saya adalah wakil sekretaris DPD DKI Jakarta dari salah satu partai pendukung Foke-Nara). Acara sosialisasi gratis yang ditawarkan bulan Juni lalu, sampai saat ini belum ada jawabannya. Tentu saja karena saya tidak “bermulut besar” soal hadirin sosialisasi itu.

Saya heran, kok tim sukses di posko ini sama sekali tidak mengenal pengurus partai koalisi pendukung Foke-Nara.  Hal serupa pun dialami oleh rekan-rekan pengurus dari partai koalisi lainnya. Saya berasumsi waktu itu bahwa posko akan menjadi hulu dari kegagalan Foke-Nara di peperangan Pemilukada DKI Jakarta. Alasannya  mereka tidak mengenal dengan baik siapa lawan dan siapa kawan. Mereka pun gagal mengidentifikasi siapa pembawa berita baik  dan siapa pembawa ”proyek” dadakan.

Sambil menunggu giliran untuk bertemu dengan manajer posko, saya menikmati rokok di halaman. Saya bertemu dengan beberapa teman wartawan. Beberapa di antara mereka adalah adik kelas di bangku SMA dan kuliah dulu.  Saya prihatin dengan kawan-kawan wartawan itu. Mereka hanya disuguhi air mineral gopean. Rokoknya pun dibeli sendiri. Sementara di meja sebelahnya, ada begitu banyak roti dan kue. Gaya dan nada bicaranya tentang massanya masing-masing amat optimis bahwa Foke-Nara menang sekali putaran.

Saya kira para wartawan hadir di posko ini lantaran tugas semata, bukan demi panggilan nurani jurnalistiknya.  Berbeda sekali dengan kehadiran mereka di tempat Jokowi. Mereka tampak antusias dan bersemangat. Sebab, hampir semua relawan Jokowi amat bersahabat dan terbuka terhadap orang lain.

Wartawan meninggalkan mesin partai Foke-Nara menyebabkan informasi perubahan yang terjadi di masyarakat terlambat diantisipasi. Justru perubahan di lapangan itulah yang menguntungkan Jokowi-Ahok.

Kalau hari ini Nara berbicara soal perubahan mesin politik berupa struktur organisasi, sumber daya manusia, dan struktur politik, maka saya kira itu suatu langkah yang revolusioner demi efisiensi dan efektivitas menggalang koalisi rakyat di putaran kedua nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun