Mohon tunggu...
lelitaazaria
lelitaazaria Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

sebuah wadah untuk berbagi opini

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hotel Transylvania 2: Tidak Hanya Lucu tapi Mengesankan

7 Oktober 2015   09:00 Diperbarui: 7 Oktober 2015   16:43 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat pagi sahabat kompasiana. Pada tulisan saya kali ini saya akan mengulas tentang film animasi terbaru yang berjudul Hotel Transilvania 2. Film ini di produksi oleh Sony Picture Animation dan di sutradarai oleh Genndy Tartakovsky. Hotel Transilvania 2 ini tayang perdana di Indonesia pada tanggal 26 September lalu. Film animasi yang bergenre horor kocak ini merupakan sequel dari film animsi Hotel Transilvania. Film yang berdurasi 89 menit ini mendapat ratting 7.3/10 dari IMDb.

Film ini berkisah tentang Dracula, Prince of Darkness yang mengharapkan cucunya, Dennis menjadi penerus Vampire dalam keluarganya. Tapi tidak bagi Mavis yang menganggapanaknya itu normal dan berencana untuk tinggal di California karena baginya Transylvania terlalu menyeramkan dan tidak cocok untuk anaknya. Misi “membuat Mavis senang tetapi tidak terlalu senang di Californa” pun dijalankan oleh Dracula dan Johnny. Dalam kempatan itu Dracula memanfaatkan waktunya untuk memunculkan sisi monster Dennis yang ternyata pada akhirnya tidak berhasil. Mavis yang mengetahui apa yang dilakukan ayahnya pad aanaknya pun sangat marah dan memastikan akan pindah ke California setelah ulang tahun ke 5 Dennis.

Masalah yang didapat oleh Dracula bertambah ketika ayahnya Vlad yang merupakan vampir kolot, diundang oleh Mavis datang ke pesta ulang tahun anaknya. Pada awalnya Vlad tidak menyadari bahwa cucu buyutnya adalah setengah vampir dan setengah manusia, tetapi saat ia tahu bahwa cucunya tidak berdarah vampir murni dan Dracula mengijinkan manusia masuk ke hotelnya, Vlad sangat geram. Dennis yang merasa bersalah pun melarikan diri ke hutan. Ia sedih karena merasa berbeda. Hal tersebut diketahui oleh anak buah Vlad yang lalu mengikuti Dennis. Saat itu, insting vampir Dennis pun muncul saat ia melihat temannya dilukai oleh anak buah Vlad. Dracula yang tau akan hal tersebut sangat bahagia dan dengan penghuni hotel lainnya, mereka bekerja sama mengusir anak buah Vlad. Akhinya Vlad tersadar dan percaya pada anaknya bahwa manusia tidak seburuk yang ia tahu selama ini.

Sebenarnya, inti dari film ini bukan hanya persoalan apakan Dennis akan menjadi vampir atau manusia tapi bagaimana para tokoh bersikap dalam film tersebut dan memberi makna tersirat pada penontonnya. Film ini menunjukkan kejadian, perasaan dan tingkah laku nyata yang dialami orang pada umumnya. Sifat seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya, sifat ibu yang selalu ingin menjaga anaknya, seorang kakek yang yang sangat membanggakan cucunya dan menggap cucunya adalah anak yang paling hebat, sifat seorang anak kecil yang rasa ingin tahunya tinggi dan masih banyak lagi. Dalam film ini kita diajarkan untuk berbagi, saling menyayangi dan tidak menbeda-bedakan. Saat Mavis berkata “kau memang memboehkan manusia masuk dalam hotelmu tapi tidak dalam hatimu” pada ayahnya, ini mengajarkan kita bahwa keikhlasan itu tidak hanya apa yang dapat kita lihat tetapi bagaimana hati kita menanggapi hal tersebut.

Jika dibandingkan dengan Hotel Transylvania yang pertama, Hotel Transylvania 2 ini jauh lebih kocak. Jujur saja, saya tidak berhenti terawa saat menonton film ini. Pengemasan tokoh-tokoh yang pada awalnya merupakan tokoh horor dan disulap menjadi tokoh yang lucu dan bersahabat dengan manusia, idenya memang patut diacungi jempol. Penggunaan icon yang mungkin hanya akan diketahui oleh orang dewasa seperti kostum yang digunakan oleh Johnny saat Vlad akan datang. Ia mengenakan jubah merah dengan wig rambut pirang yang diblow, itu merupakan plesetan dari kostum yang dipakai Joker dalam acara TV Batman pada tahun 1922. Selanjutnya adalah acara kesukaan Dennis Kakei yang iconnya diadobsi dari acara TV Sesame Street. Musik yang dipilih juga merupakan musik-musik yang sudah tren sebelum film itu. Tidak seperti biasanya yang musik itu akan menjadi tren setelah tayangnya film yang di backsound-i. seperti halnya Worth It – Fifth Harmony yangsedang tren saat ini membuat kita bergoyang. Selanjutnya adalah breakdance khas yang sama hal nya pada Hottle Transylvania yang pertama, closing dari film tersebut ditutup dengan breakdance handal oleh Dracula yang bedanya disini ia melakukannya tidak dengan Johnny tapi dengan ayahnya Vlad. Diiringi lagu dari Flo Rida, berjudul GDFR yang mampu membuat kita ikut bergoyang juga.

Sayangnya film ini kurang pantas bila ditonton oleh anak dibawah umur. Karena ada beberapa adegan yang menunjukkan kekerasan dan adegan bullying. Seperti saat Dracula melempar Dennis dari menara yang menjulang sangat tinggi, dan clometan-clometan oleh saudara sepupu Dennis yang cenderung membully Dennis.

But after all, film ini cocok menjadi pilihan Anda bila ingin menghabiskan akhir pekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun