Mohon tunggu...
Leli Fatmawati
Leli Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Leli Fatmawati berasal dari wonosobo Jawa Tengah. Saya memiliki hobi memasak, membaca dan menulis. Sekarang saya sedang mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi di yogyakarta yaitu Universitas Ahmad Dahlan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Terungkap: Hewan yang Sering Disangka Sama Padahal Memiliki Perbedaan Jauh

4 Agustus 2024   13:49 Diperbarui: 4 Agustus 2024   13:58 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Mantis religiosa (Sumber: gbif.org)

Deskripsi 

Belalang Kayu (Valanga nigricornis (Burmeister,1838)

Belalang kayu (Valanga nigricornis) merupakan serangga yang masuk dalam ordo Orthoptera. Disebut dengan belalang kayu karena sering di jumpai pada kayu, selain itu belalang ini memiliki ukuran cukup besar. Di Indonesia sendiri terdapat 10.000 spesies belalang kayu yang telah teridentifikasi.

Berdeda dengan belalang sembah (Mantis religiosa) merupakan serangga yang masuk dalam ordo Mantodea. Disebut dengan belalang sembah karena bentuk dari belalang ini mirip dengan sikap orang berdoa (menyembah). Jumlah spesies belalang sembah di seluruh dunia adalah sebanyak 2.000 spesies dalam 9 famili. Indonsesia sendiri menjadi salah satu habitat belalang sembah, sekitar 200 spesies berada di Indonesia. Belalang ini memiliki ukuran tubuh sedang dan ada juga yang besar serta memiliki warna tubuh hijau.

Gambar 2. Valanga nigricornis gbif.org)
Gambar 2. Valanga nigricornis gbif.org)

Sejarah Belalang Kayu dan Belalang Sembah

Awal mulanya evolusi dari kelas insekta pertama kali muncul sekitar 425 juta tahun yang lalu atau sebelum masa Devon. Hewan tersebut masih sederhana dan mempunyai struktur tubuh hampir sama dengan serangga modern. Serangga mulai menunjukkan struktur tubuh yang lebih komplek selama masa Devon dan Carbonifer. Pada masa itu pula serangga sudah mulai berdaptasi dengan lingkungan serta sudah mulai berpindah tempat untuk mencari tempat tinggal serta mencari makanan.

hpt.faperta.ugm.ac.id
hpt.faperta.ugm.ac.id
Pohon filogeni tersebut menunjukkan sejarah evolusi serangga bersayap. Apterigota(tanpa sayap) dianggap sebagai serangga primitive yang mampu bertahan hidup. Serangga primitif tanpa sayap menghasilkan kelompok serangga bersayap (paleoptera). Serangga kelompok bersayap terbagi lagi menjadi palaeoptera serta neoptera. Palaeoptera menghasilkan keturunan Odonata (seperti sapung dan capung jarum) dan Ephemeroptera (seperti lalat capung) dimana keduanya dapat hidup hingga sekarang. Sedangkan pada Neoptera menghasilkan keturunan seperti Orthopetra (Belalang), Hemipetra (Serangga sejati), Coleoptera (Kumbang) serta Plecoptera (lalat batu) telah ditemukan di kahir zaman karbon dan masih bertahan hingga sekarang. Ordo Orthopetra menghasilkan keturunan yang bermacam-macam hingga menghasilkan spesies Vlangga nigricormis.

Ordo Mantoe berasla dari serangga primitif pada periode karbon, lebih tepatnya skitar 300 juta tahun lalu. Awal mulanya Dictyoptera menghasilkan ketrurunan Blattodea (kecoa dan rayap) serta mantodean (Belalang Sembah). Selanjutnya Mantodea menghasilkan mantidae, Empusidae, Hymenopodidae, Amporphoselididae. Mantidae akan meghasilkan berbagai spesies sebagai contoh spesies Mantis religiosa. 

Distribusi dan Habitat 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun