oleh Lela Nurhalimah
Media merupakan sarana informasi yang sering kita temui dalam kehidupan sehari hari. Baik dalam media cetak seperti koran, majalah, dan juga televisi, radio serta media internet yang sudah sangat mudah dapat kita akses dimanapun dan kapanpun.
Media merupakan alat penginformasi/sebagai alat untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Melalui media, kita akan mengetahui secara langsung informasi-informasi atau kejadian-kejadian yang sedang terjadi di lingkungan sekitar kita maupun di Indonesia sekarang. Informasi yang didapat juga merupakan informasi yang berasal dari seluruh aspek dan bidang-bidang yang penting misalnya pemerintahan, sosial, politik, budaya, kuliner, olahraga dan lain sebagainya.
Peran media sebagai jembatan penginformasi antara pemerintah dan masyarakat merupakan perantara bagi masyarakat agar aspirasi atau kendala sosial yang dialami oleh masyarakat bisa sedikit terlihat atau didengar oleh pihak pemerintah. Dewasa ini sarana penyampaian aspirasi masyarakat sangat minim. Kurangnya kepedulian dari pemerintah dalam membentuk kesejahteraan masyarakat kalangan bawah membuat mereka tidak aktif atau menjadi antipati terhadap adanya pemerintah sekitar. Dengan sikap pemerintah yang tidak responsif dalam menanggulangi segala keluhan yang baik berkaitan dengan kesejahteraan sosial membuat masyarakat menjadi antipati. Sikap mereka saat ini hanya berpatokan pada bagaimana kelangsungan hidup mereka saat ini, dimana mereka harus tinggal, darimana mereka akan mendapatkan uang, serta bagaimana mereka akan melanjutkan kehidupan keluarga mereka di kota besar. Dengan cara pandang mereka yang hanya mementingkan kondisi kehidupan mereka, menimbulkan masalah-masalah baru yang salah satunya adalah pengeksploitasian anak.
Menurut Rizal Fauzi yang merupakan salah satu waratawan tulis di BantenPos, eksploitasi anak merupakan pengambilan hak anak secara paksa yang dilakukan oleh orang terdekat mereka. Salah satunya di daerah Serang, Banten yang saat ini mulai tersorot oleh media dengan terkuaknya masalah-masalh yang terjadi di daerah tersebut yang saat ini berda dibwah kepemimpinan Hj. Ratu Atut Chosiah. Eksploitasi itu dilakukan adalah sebagai salah satu cara yang orang tua ataupun orang terdekat agar dapat memenuhi kebutuhan ekonomi. Salah satu bentuk eksploitasi yang mereka lakukan biasanya menggiring anak anak mereka turun ke jalan untuk ikut serta dalam mencari uang dan membawa anak yang masih balita atau bayi sekalipun digunakan sebagai properti para orang dewasa atau orang tuanya sekalipun untuk menjadi pengemis dijalan agar menimbulkan sikap belas kasihan dari para pengguna jalan, untuk anak anak yang berumur 6 tahun hingga remaja biasanya di arahkan untuk mengamen dan mengemis. Di derah Serang, Banten ini masih banyak sekali ditemukan para anak jalanan yang mengamen maupun mengemis dijalanan, ironisnya kehadiran mereka juga ada yang didampingi oleh orang dewasa atau orang tuanya masing-masing.
Peran para orang tua yang menjadikan anak anaknya seperti itu akan sangat membawa dampak yang sangat negatif bagi pertumbuhan psikologi anak. Dengan pekerjaan mereka yang terbiasa dijalan akan menumbuhkan sikap anti sosial, egois, tidak tenggang rasa, tidak bisa menghormati sesama, dan sikap negatif lainnya.
Banyak aspek yang menjadi penyebab timbulnya masalah sosial dimasyarakat seperti ini, salah satunya adalah turunya tingkat kepedulian yang terjadi di masyarakat.Kepedulian merupakan nilai awal dalam membangun kehidupan yang baik. Timbulnya kehidupan yang kurang baik karena adanya ketidakpedulian lingkungan sekitar, maupun dari dalam lingkup keluarga maupun lingkungan hidup. Hadirnya eksploitasi anak yang terjadi juga terjadi karena hal itu, kurangnya pengetahuan atau ketidak pedulian terhadap kondisi sesama menyebabkan timbulnya masyarakat yang makin menutup diri. Ditambah lagi dengan ketidak pedulian pemerintah terhadap masyarakat membuat masalah eksploitasi anak yang terjadi menjadi semakin kompleks.
Dalam situasi seperti ini, peran media sangat membantu untuk mengekspose masalah - masalah yang terjadi agar pemerintah sadar akan yang terjadi di lingkungan pemerintahannya yang salah satunya yaitu kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya media sebagai salah satu jembatan untuk menghantarkan problematika yang terjadi di masyarakat dimaksudkan agar dapat dikembalikannyafungsi pemerintah sebagai pengemban dan menjadikan masyarakat yang adil dan makmur.
Hingga dewasa ini sebenarnya sikap pemerintah sudah ada tetapi masih belum maksimal dalam menaggulangi permasalahan yang ada khususnya eksploitasi anak. Sikap pemerintah yang mengesampingkan masalah sosial ini terkesan acuh tak acuh dalam menanggulanginya. Dengan adanya razia oleh pihak Dinas Pemerintahan sekitar dengan menggunakan Satpol PP Daerah hanya untuk formalitas semata. Setelah dilakukannya penertiban oleh dinas terkait, lalu mereka dikumpulkan untuk diberi peringatan ataupun direhabilitasi dan diberikan bimbingan keterampilan sekalipun, hanya akan membuang tenaga dan waktu karena tanpa adanya modal untuk mereka mengembangkan keterampilan yang sudah diberikan malah menjadi sia-sia dan dalam hitungan waktu, para pekerja jalanan itu akan kembali turun kejalan seperti yang mereka lakukan setiap harinya. Walaupun program yang seperti itu sudah dilaksanakan, tetapi hasilnya tidak efektif. Sebenarnya dalam menaggulangi permasalahan ini bukan hanya pemerintah pusat saja, tapi elemen - elemen lain seperti pemerintah daerah dan dinas sosial yang terkait dan lingkungan pun sangat berperan penting.
Memang dalam hal ini pemerintah pusat menjadi kepala yang sangat tersorot dalam kurangnya kepedulian terhadap masyarakat, tetapi semestinya memang perlu campur tangan dari pihak pihak lain untuk membantu dan bersama-sama menanggulangi problema-problema yang ada di masyarakat. Sebenarnya program-program yang dirancang oleh pemerintah itu ada, tetapi masih kurangnya SDM dalam melaksanakan program tersebut. Kurangnya SDM disini mengakibatkan tersendatnya program pemerintah dalam mencapai kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur. SDM yang ada mungkin bisa terhitung dengan kesediaan mereka dalam menjalankan program yang ada, namun itu semua sangat kurang memadai. Bukan hanya SDM yang kurang memadai, program-program yang belum sepenuhnya terealisasi tapi kesedian instansi pemerintah untuk menanggulanginya juga harus disertai dengan kesediaan elemen elemen masyarakat yang lain, kesedian pemerintah yang sudah maksimal dengan program-program yang akan di realisasikan kepada masyarakat tetapi pihak pihak yang terfokus langsung di daerah daerah yang akan di bantu tidak pula membantu secara maksimal maka tidak akan adanya progres untuk pembenahan dalam masyarakat dan begitu pula sebaliknya bagi dinas dinas sosial yang berada di daerah tapi tidak adanya bantuan secara langsung yang diberikan oleh pemerintah pusat.
Dalam hal ini yang sangat dipertanyakan adalah sistem pemerintahannya yang tidak berjalan atau pemerintahannya sendiri yang belum bisa membenahi masalah yang ada didalam maupun diluar. Apabila dari pemerintahannya sendiri sudah bisa membenahi ranah internalnya maka akan diikuti pula dengan pembenahan bagian luar pemerintahan yaaitu masyarakat yang harus di emban. Media pun dalam hal ini membantu mengemukakan apa apa saja yang harus dibenahi oleh pemerintah, dengan hal itu pihak pemerintah akan merasa tergugah ataupun terdesak dengan aadanya sorotan langsung dari media dan mau tidak mau dengan adanya pemberitaan tersebut pemerintah akan melakukan gerak cepat dalam pembenahan dilingkungan masyarakat. Karena dengan kesejahteraan masarakat yang bisa terpenuhi, sistem dan pemerintahan yang berjalan sesuai dengan fungsinya, elemen elemen masyarakat yang ikut membantu dalam pembenahan lingkungan masyarakat maka akan terciptanya masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur, serta kasus eksploitasi anak yang mulai merambah di masyarakat dan masalah masalah sosial lainnya sedikit demi sedikit akan berkurang bahkan sampai dituntaskan sampai ke akar-akarnya.