Mohon tunggu...
Muhammad Junaedi Mahyuddin
Muhammad Junaedi Mahyuddin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ketika dirimu mampu mengalahkan penyakit hati, saat itu pula kau mampu menjadi manusia yg sebenarnya-saya hanyalah penikmat hidup-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Revitalisasi Pasar Tradisional Adalah Keharusan

19 Maret 2015   22:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:24 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dewasa ini masyarakat Polewali mandar sudah mulai mengadopsi pola berbelanja modern. Hal itu dapat diamati dari masyarakatnya yang secara perlahan mulai mengalihkan kebiasaan belanja dari toko/pasar tradisionalke minimarket.

Bergesernya budaya belanja masyarakat kita, tentunya merupakan nafas baru bagi daerah kita. Mengapa?, karena nantinya para pemilik modal berbondong-bondong untuk membuka peluang bisnis di Polewali Mandar. Apabila mereka berhasil membuka kran usaha tentunya akan berpengaruh terhadap pendapatan daerah kita dan tentunya akan mampu memberikan lahan pekerjaan baru bagi putra/I daerah.

Saat ini, di Polewali Mandar terdapat beberapa minimarket yang sudah mengambil keuntungan dari pergeseran pola belanja masyarakat Wonomulyo dan sekitarnya. Tidak menutup kemungkinan merek-merek besar atau pemilik modal besar lainnya akan ikut mengambil bagian dalam perkembangan tersebut. Sebagai contoh, dapat kita lihat di beberapa kota besar yang ada di Indonesia. Makassar, salah satunya, saat ini sangat mudah kita menemukan MALL, Swalayan, hingga Minimarket, hingga dalam kompleks pun kita dapat menemukan mini market. Ekspansi minimarket di Makassar, seingatku baru berlangsung kurang lebih dua tahun terakhir. Jumlahnya semakin banyak bak musim batu cincin. Hal itu merupakan sesuatu yang luar biasa. Akan tetapi menjamurnya minimarket tak seharusnya diapresiasi seperti mengapresiasi batu cincin karena efek yang dihasilkan akan mematikan usaha pasar tradisional atau toko kecil yang bermodal sedikit dan tentunya akan berdampak tersingkirnya puluhan ribu bahkan ratusan ribu pedagang kecil (walupun saat ini masih bertahan, akan tetapi para pedagang itu bertahan dengan nafas yang terpongoh-pongoh). Bagaimana nasib-nasib pedagang yang ada di Polewali, Wonomulyo, campalagian dan Tinambung?. Jika dihitung secara hitung-hitungan biasa saja Kecamatan Wonomulyo dapat dikatakan kecamatan penyumbang APBD terbesar dari sektor perdagangan. Daerah-daerah besar di Indonesa telah banyak mengeluh dari menjamurnya Minimarket. Pertayaannya kemudian mampukah kota Polewali Mandar membentengi diri dari jajahan pemilik modal?, Seharusnya pemerintah daerah kita berkaca pada daerah-daerah tersebut.

Matinya Pasar Tradisional

Dengan alasan harga yang lebih murah dan kemudahan dalam akses barang yang diinginkan salah satu factor mengapa sebagian masyarakat kita memilih berbelanja di Minimarket. Dengan alasan beberapa produk seperti susu, minyak goreng kemasan, Buah-buahan bahkan minuman bervitamin, mudah di dapat dalam satu tempat. Belum lagi dengan promo harga yang besar-besaran mampu menarik mata pengunjung untuk mengunjungi. Harga berbagai produk yang dijual di pasar modern justru terkadang lebih murah dibanding harga jual produk yang sama yang dijual di pasar tradisional. Berbagai keunggulan yang dimiliki oleh Minimarket, sepertinya: tempat yang bersih, harga yang terkadang murah, pelayanan ramah, ruangan ber AC. Hal inilah yang akan mematikan pasar tradisional kita. Hal-hal inilah yang akan menjadi salah satu pukulan maut untuk mematikan langkah kehidupan para pedagang kita.

Langkah pergerakan minimarket dalam mematikan langkah itu sudah berhasil. Buktinya, saat ini banyak pedagang kecil yang berada dalam lingkungan pasar Wonomulyo mulai mengeluh dengan keberadaan Minimarket. Saya yakin hal ini tidak hanya terjadi di Wonomulyo saja. Pasti di kota-kota yang ada di Polewali Mandar pun juga merasakan hal yang sama.

Solusi Pasar Tradisional

Untuk menghindari semakin tersisihnya pasar tradisional. Saat ini, pemerintah harus segera melakukan cara yang cerdas dan strategis untuk memberi nafas baru pada pasar tradisional. Setidaknya ada 5 upaya yang bisa dilakukan oleh pemerintah dalam mencegah proses kepunahan pasar tradisional akibat gempuran tersebut

Pertama, pemerintah melalui dinas yang terkait memberikan pelatihan keterampilan kepada para pedagang kecil terkait dengan pelayanan terhadap pelanggan, seperti: pelatihan perlakuan melayani konsumen.

Kedua, pemerintah harus berupaya untuk menata ulang pasar tradisional, baik untuk memperbaiki penampilan yang lebih baik, maupun untuk menciptakan kenyamanan dalam berbelanja di pasar tradisional.

Ketiga, pemerintah harus berupaya menjabatani bagi pedagang pasar tradisional untuk bisa menjadi pemasok bagi pasar modern.

Keempat. Pembatasan barang yang dijual dalam minimarket

Kelima, menjadikan pasar tradisional sebagai pasar wisata

Terlepas dari solusi tersebut, hal utama yang paling dibutuhkan adalah komitmen keberpihakan pemerintah kepada pedagang pasar tradisional yang disertai niat dan langkah serius pemerintah untuk benar benar bisa mempertahankan keberadaan pasar tradisional. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui tapi saya hanya ingin menggugurkan kewajiban saya untuk saling mengingatkan.

MUHAMMAD JUNAEDI MAHYUDDIN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun