Mohon tunggu...
Lekat Kaulan
Lekat Kaulan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN, Internal Auditor, Traveller, Pengamat Perpolitikan

Pemula Entrepreneur, Sosialis, Adventurer dan Mencoba mengamati Politik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pertanian Organik Terpadu

27 Juli 2020   20:59 Diperbarui: 27 Juli 2020   20:57 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak awal tahun 2020, Pandemic COVID-19 melanda Sebagian besar negara  yang ada di dunia ini. Pandemic ini membuat pertumbuhan ekonomi di Indonesia pun bergerak lambat. Lambatnya roda perekonomian, berimbas kepada turunnya tingkat konsumsi sehingga membuat banyak perusahaan yang berhenti beroperasi. 

Hal itu disebabkan oleh tidak adanya permintaan, baik itu didalam negeri maupun di luar negeri. Mengutip dari Kompas.com, berdasarkan data dari Kamar Dagang Indonesia (KADIN), Jumlah pekerja di Indonesia yang terkena dampak Pandemic ini sehingga harus dirumahkan atau menerima Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sudah mencapai lebih dari 10 Juta Jiwa.

Aktifitas yang mengharuskan orang-orang berinteraksi dalam jarak yang dekat harus dihentikan, semua orang harus melakukan isolasi diri dan keluarganya, masing-masing negara sibuk untuk menangani penyebaran virus ini agar tidak meluas dan menimbulkan korban yang lebih banyak lagi.

Dibalik lambatnya pertumbuhan ekonomi, Indonesia masih memiliki sedikit harapan, karena pada Kuartal I tahun 2020, pertumbuhan Ekonomi kita masih mencapai 2,97%. Jika dibandingkan dengan negara lain (pada kuartal yang sama) dimana sudah mengalami pertumbuhan Ekonomi Minus. Itu Artinya roda perekonomian dinegara tersebut sudah tidak berjalan.

Ada hal yang menarik dalam kondisi Pandemic yang terjadi saat ini. Jika kita perhatikan secara seksama, perputaran roda ekonomi di Indonesia hanya terjadi pada beberapa hal berikut:

  • Sektor Industri yang bergerak didalam bidang pangan yang tidak terpengaruh oleh pandemic.
  • Permintaan terhadap Obat Herbal semakin tinggi. Hal itu terjadi karena Tingkat Kepedulian dan Kesadaran Masyarakat terhadap Obat Herbal yang dianggap dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Tingginya permintaan dapat dilihat dari langkanya Jahe dan beberapa rempah-rempah lainnya di Pasaran.

Coba kita lihat, perhatikan dan bila perlu wawancara dengan pemilik Warung atau Toko yang menjual Sembako. Apakah Pandemic ini mempengaruhi usaha mereka? Lesunya Perekonomian, apakah membuat Usaha mereka juga berdampak?

Tidak!!! Usaha Sembako itu tidak ada Matinya dan tidak berpengaruh sama sekali terhadap Pandemic ini. Karena barang yang mereka jual adalah kebutuhan Pokok. Bekerja atau tidak, Barang Kebutuhan Pokok itu tetap diperlukan. Tanpa itu, berakhirlah semua kehidupan. Jadi, masih ada peluang disana untuk kita kembangkan.

Besarnya peluang Industri Pangan di masa depan, membuat saya berusaha mencari tahu bagaimana caranya untuk mengembangkan Sektor pertanian yang efektif meskipun dilahan yang kritis. Dari hasil pencarian yang saya lakukan, saya mendapatkan informasi tentang Pertanian Terpadu. Salah satu orang yang menerapkan Pertanian terpadu tersebut ialah Bapak Heri Sunarto. Beliau berasal dari Desa Jagan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo dan merupakan Alumni Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung.

Hal yang menarik adalah, beliau berhasil mengembangkan Lahan Kritis yang ada di Desanya sehingga menjadi Produktif. Dengan bermodalkan lahan seluas 2 Hektar, beliau mampu mengolah Padi, Sayuran Organik, Ternak Lele, Ternak Ayam Kampung dan Ternak Sapi.

Berikut adalah Gambaran Model Pertanian Terpadu yang dilakukan oleh Heri Sunarto

Siklus Pertanian terpadu yang dikembangkan oleh Pak Hari dimulai dari Air tanah yang disedot menuju Tangki Penampungan. Setelah itu, air dialirkan menuju Kolam Lele. Air bekas kolam lele dimanfaatkan sebagai sumber bagi Sayur Hidroponik. Setelah itu dialirkan menuju sawah sebagai sumber irigasi. Limbah Jerami sisa dari Panen Padi, dimanfaatkan sebagai Pakan Sapi. Sedangkan Dedaknya dimanfaatkan sebagai Pakan ternak ayam kampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun