Mohon tunggu...
Lejar Daniartana
Lejar Daniartana Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Seni Rupa & Desain ISI ( Institut Seni Indonesia )Jurusan DKV ( Desain Komunikasi Visual )Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Politik Buat Sampah Visual? Capek Deh....

10 April 2013   21:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:24 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semua berawal dari sebuah keinginan, contohnya setiap orang pasti ingin terkenal, dihormati, disegani dipilih sebagai ketua dan sebagainya. Begitu pula dengan pekerjaan, usaha, jasa kita. Dikenal, dikenali, dicari banyak orang, dibutuhkan banyak orang, dan dinanti banyak orang. Itu semuanya baik asalkan maksud dan penyampaiannya ke sesama juga baik dari situ akan timbul sinergi yang baik antara pemberi dan penerima pesan.

Begitu pula dengan Partai Politik yang tahun depan akan mencapai keinginan dan cita – citanya berawal dari keinginan untuk dikenal seperti yang sudah diutarakan pada paragraf pertama tadi. Namun ironisnya kebanyakan dari mereka yang akan menjadi calon Presiden seorang pemimpin negara, kurang mampu menyampaikan / mempromosikan diri mereka dengan baik. Salah satunya adalah pemasangan iklan – iklan luar ruang seperti rontek, baliho, poster, stiker, banner tidak pada tempatnya yang seharusnya sudah ada tempatnya di beberapa sudut kota ini.

Menurut Bapak Sumbo Tinarbuko seorang aktivis yang menangani sampah visual, iklan luar ruang dibagi menjadi 3 yaitu iklan komersial, iklan sosial, iklan politik. Semua iklan tersebut tidak boleh dipasang pada 5 tempat yaitu yang pertama taman kota, trotoar atau ruang terbuka hijau, yang kedua rambu lalu lintas, tiang listrik, lampu penerangan . Yang ke tiga adalah di jembatan, ke empat adalah di dinding – dinding atau bangunan bersejarah dan yang kelima adalah dipakukan di pohon.

Secara tidak langsung masyarakat yang belum mengerti tentang sampah visual ini akan teredukasi dengan kebiasaan salah yang dia lihat pada jalan , pohon, jembatan, dan yang lainnya. Dan mereka menggangap disitulah tempat memasang iklan luar ruang, yang sebenarnya sangat menyalai aturan. Dengan begitu menurut pengamatan saya menjadikan kebiasaan buruk yang menular pada masyarakat dan lama – kelamaan menyebar sampai plosok negeri ini. Sudut – sudut kota di Jogjakarta ini telah banyak terjamur oleh sampah visual iklan media luar ruang, hal ini bisa menjadi dulangan rupiah bagi industri periklanan.

Yang memasangkan iklan media luar ruang tidak hanya, industri periklanan saja namun banyak pengusaha – pengusaha kecil seperti foto copy, sedot wc, telat haid, soto dan lain – lainnya. Termasuk pula tidak jarang ditemui beberapa organisasi tertentu yang sedang mengelar acara , lalu biasanya mereka memasang rontek – rontek di jalan – jalan raya yang menyalai aturan pemasangan. Walaupun di rontek mereka sudah terpasang stiker perijinan, sampai acara selesaipun kadang lupa untuk mencopotnya kembali .

Disini terlihat bahwa peran pemerintah kurang tegas dalam menangani sampah visual. Jika dikutib dari www.Satulingkar.comtentang artikel yangpernah menulis tantang sampah visual yang berjudul “Tertibkan 'Sampah Visual' Untuk Keindahan Kota” .Ada salah satu daerah yaitu kota Surabaya yang mampu membrikan sangsidan hukuman yang tegas terhadap pelanggarnya yaitu kota Surabaya.

Kiranya kota tersebut dapat menjadi contoh bagi kota – kota lainnya, agar lebih tertib dalam pemasangan iklan luar ruang. Ada pula yang memanfaatkan sampah visual sebagai peluang kreatif untuk berwirausaha salah satunya di kota Yogyakarta didaerah Gondomanan yang mendirikan Bank Sampah yang dikelola oleh Bapak Pariyanto ini telah membuat tas , tikar, sangkar burung, hiasan dinding atau cup lampu dll. Yang berbahan dari pemanfaatan sampah visual entah itu kertas vilennya, bambunya dll. Sehingga bisa menjadi penghasilan bagi dirinya dan warga kampung yang membantunya.

Menjadi tertib dalam beriklan luar ruang harus ditanamkan ke segala aspek kehidupan manusia entah itu di PNS, Polsek, Sekolah – sekolah, kampus – kampus dan segala elemen kehidupan manusia lainnya. Karena DKV adalah salah satu kebutuhan bagi seluruh umat manusia, untuk kelancaran dan kelangsungan bagi kehidupan manusia dan mengokohkan DKV sebagai cabang ilmu pengetahuan.

Tahun 2014 besuk adalah tahun pemilihan umumuntuk memilih siapakah pemimpin negara kita di Indonesia. Besuk akan banyak sampah visual yang bertemakan partai politik dan bertebaran dimana – mana. Mungkin kebanyakan orang bingung bagaimana jika tidak ditempatkan di pohon, tiang listrik, taman kota, jembatan dll. Yang tentunya menyalai aturan pemasangan. Namun kreatifitas tidak akan berhenti, justru akan terus selalu berkembang.

Disini saya akan memberikan beberapa alternatif bagi partai yang akan berkampanye tentunya tidak menyalai aturan pemasangan tadi. Ada banyak alternatif yang bisa digunakan dan hasilnya akan cenderung lebih unik dan komunikatif sehingga masyarakat dapat memahami dan lebih teringat dibenak mereka. Misalnya saja mengadakan band – band nan sederhana , mengadakan perlombaan di kampung – kampung yang disponsori oleh partai politik, mengadakan aksi sosial dengan mengajak warga untuk bergotong royong membersihkan lingkungan. Atau malahan salah satu partai politik ikut bergerak mencabut sampah visual yang dipasang tidakdipasang pada tempatnya, walaupun bendera partainya sendiri.

Hal tersebut malah bisa menjadi budaya tertib yang baik dan bisa menjadi teladan bagi partai politik lainnya. Bisa juga dengan membranding becak ,sepeda ontel, andong pada lalu mengadakan konvoi bersama. Dalam media sosial digital mereka juga bisa beriklan di situ misalnya membuat Facebook, Twiter, Instagram dll. Yang selalu memberikan update status untuk mencari perhatian. Selain itu pula mereka juga dapat membuat buku tulis, pensil, penggaris dll dengan cover partai mereka lalu diberikan kepada para pelajar atau mahasiswa.

Salah satu partai politik bisa juga mengadakan pawai bersama dengan berjalan di jalan raya dengan atribut semenarik mungkin misalnya dengan kaos yang berseragam ,dilengkapi kalung partai politik, gelang partai politik, sepatu partai dan lain – lainya. Bisa juga membrending pada kendaraan bermesin dalam waktu tertentu misal taksi, bus, dll. Asalkan pihak terkait setuju dan tidak menyalai aturan pemasangan iklan luar ruang. Semoga sekiranya tulisan ini dapat membantu cara beriklan partai politikdengan halal dan baik di tahun 2014 nanti.

DAFTAR PUSTAKA :

http://www.satulingkar.com/detail/read/9/1894/tertibkan-sampah-visual-untuk-keindahan-kota

www.Youtube.com Komunitas reresik sampah visual kota Yogyakarta

Vidio KMDGI X 2013

Sumbo Tinarbuko ( Narasumber , seorang aktivis sampah visual dan Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Jurusan DKV ISI Yogyakarta )

Pariyanto ( Seorang aktivis dan Pengelola Bank Sampah )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun