Mohon tunggu...
Leita Anggraeni
Leita Anggraeni Mohon Tunggu... -

dalam kesendirianku..kuhabiskan waktuku dalam kepalaku..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Kembali Kara

27 Desember 2014   20:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:21 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kara..

siang ini hujan kembali turun, sendu langitnya mengingatkanku kepada sendu wajahmu..teduh warna nya mengingatkan ku tentang teduh matamu..harum tanah nya membawa harum tubuh mu..aku susah bernafas kembali Kara..kenangan tentang mu membawa hujan juga di pelupuk mataku..air mata ku kali ini juga untuk mu..aku rindu hadirmu Kara..

adakah yang lebih mengerti ku selain mu Kara ? adakah yang mampu menyembuhkan luka ku selain kau Kara ? adakah yang mau menemani ku selain kau Kara ? adakah yang menunjukan hujan itu indah selain kau Kara ? adakah yang dengan susah payah membawa ku ke tengah lautan, merasakan debur ombak selain kau Kara ? adakah yang rela berlarian menyelamatkan ku dari lubang pahit cinta selain kau Kara ?

jawabannya tidak Kara..tak ada seorang pun yang mampu mengertiku selain kau, tak ada seorang pun yang mampu menyembuhkan luka ku sehebat kau, tak ada seorang pun yang mengerti hujan itu begitu indah, tak ada seorang pun yang begitu jatuh cinta dengan laut selain kau Kara, tak ada seorang pun yang mampu memerangi debur ombak selain kau..tak ada yang mampu menjadi kau Kara, bahkan dirimu sendiri pun tak mampu..

aku berteman dengan kepalsuan kini Kara..tawa ini palsu, bahagia ini palsu, dan semua cerita yang ku jalani kini juga kepalsuan yang disuguhi oleh mereka semua..hanya kesedihan dan kenangan tentang mu lha satu - satu nya hal yang jujur dalam hidup ku..sungguh Kara, air mata ini lah saksinya..

mereka semua datang mendekat Kara, berharap dapat mengobati luka masa lalunya..tapi mereka semua tak pernah tahu bahwa aku pun juga luka..yang tak pernah punya obat untuk mengobati luka ku sendiri..kau, penyembuh ku yang paling hebat telah pergi..lelah dengan semua luka ku ini..Kara, katakan pada mereka semua, mana mungkin aku mampu mengobati hidup orang lain, bila aku pun terluntah - luntah membuang semua luka ini..

Kara, aku pun juga ingin seperti mereka semua, normal saja menjalani kehidupan..tapi selalu saja aku dipertemukan dengan persimpangan - persimpangan penggores luka..

di tempat ini aku kembali Kara..sendiri..berteman dengan hujan dan darah..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun