Mohon tunggu...
Leily NurSalsabila
Leily NurSalsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan s1

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengintegrasikan Permainan Tradisional Indonesia dan Thailand

1 Januari 2025   07:59 Diperbarui: 1 Januari 2025   07:59 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Mahasiswa PPL Internasional (Leily Nur Salsabila dan Aliq Ulva) (Sumber foto: Leily nur Salsabila)

24 Agustus 2024 kala itu Mahasiwa PPL Internasional dari kampus Universitas Islam Malang berkesempatan melakukan asistensi mengajar di Eakkapapsasanwich Islamic School tepatnya di wilayah Krabi, Thailand. Selama melakukan kegiatan asistensi mengajar disana, Leily Nur Salsabila (mahasiswa PBSI UNISMA semester 7) dan Aliq Ulva Nuriya (mahasiswa PBSI UNISMA semester 5) memanfaatkan waktu asistensi mengajarnya dengan sebaik mungkin yakni membuat program FLC atau bisa disebut juga dengan Fun Language Community.

Foto bersama pemenang lomba mc (Leeyana) (Sumber foto: Leily Nur Salsabila)
Foto bersama pemenang lomba mc (Leeyana) (Sumber foto: Leily Nur Salsabila)
Tujuan dibuatnya program ini agar siswa mampu belajar dalam latihan membaca teks mc (master of ceremony) dalam dua bahasa yakni bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Alasan lain diadakan program ini karena, di sekolah Eakapap sering kali kedatangan tamu dari luar negeri terutama dari Indonesia, Malaysia dan negara tetangga lainnya. Sehingga, hal tersebut merupakan peluang bagi mahasiswa ppl internasional untuk mengadakan program ini. Dalam program ini, siswa-siswi yang mengikuti sangat antusias, dengan diikuti sebanyak 38 siswa Eakkapap di dalamnya. Dilihat dari namanya saja sudah sangat unik yakni Fun artinya menyenangkan, Language artinya bahasa, sedangkan Community merupakan komunitas. Jadi, bisa disimpulkan artinya, komunitas belajar bahasa yang menyenangkan.

Selebaran program FLC yang disebar disetiap sudut dinding Eakkapap (Sumber foto: Leily Nur Salsabila)
Selebaran program FLC yang disebar disetiap sudut dinding Eakkapap (Sumber foto: Leily Nur Salsabila)
Fun Language Community sendiri dibagi menjadi dua kelompok bagian diantaranya ada kelompok rose yaitu bahasa Inggris dan kelompok jasmine ialah bahasa Indonesia. Dua kelompok ini nantinya akan diseleksi 2 orang baik itu dari kelompok rose maupun kelompok jasmine dengan masing-masing kelompok hanya satu orang yang terpilih.

Siswa dan pengajar bermain injit-injit semut (Sumber foto: Leily Nur Salsabila)
Siswa dan pengajar bermain injit-injit semut (Sumber foto: Leily Nur Salsabila)
Media ajar yang digunakan yakni dengan menggabungkan permainan tradisional dari Indonesia dan Thailand. Dengan menggunakan media permainan tradisional ini siswa akan senang dan tidak tegang selama belajar. Permainan tradisional yang pertama digunakan adalah "Injit-Injit Semut" dalam bahasa melayu, sistem permainannya sama dengan di Indonesia. Namun, nama permainan dari daerah pengajar sendiri dinamakan permainan "Geri Chocolatos" yang peraturan permainannya sama yaitu setiap pemain meletakkan tangannya di lantai yang kemudian disusun dengan menindihi atau mencubit tangan-tangan antara pemain satu dengan yang lain, serta diiringi nyanyian dari pemain itu sendiri. Jadi, mereka bermain sembari bernyanyi. 

Proses penyeleksian pemain (Sumber foto: Leily Nur Salsabila)
Proses penyeleksian pemain (Sumber foto: Leily Nur Salsabila)
Ronde pertama menyanyikan lagu tradisional khas Thailand. Ketika ada siswa yang kalah atau tangannya runtuh dari susunannya, maka pengajar memberikan tebakan kosa kata bahasa Indonesia yang telah diajarkan, begitupun seterusnya hingga pada ronde kedua giliran pengajar yang mengajarkan lagu bahasa Indonesia kepada siswa Thailand dan melakukan hal yang sama yakni saling tebak kosa kata bahasa Indonesia. 

Siswa bermain ular-ularan (Sumber foto: Leily Nur Salsabila)
Siswa bermain ular-ularan (Sumber foto: Leily Nur Salsabila)
Pada pertemuan berikutnya pengajar memperkenalkan permainan ular-ularan atau bisa juga disebut dengan oray-orayan. Permainan tradisional Indonesia ini biasanya sering dimainkan oleh anak-anak. 

Cara permainan bermain ular-ularan (Sumber foto: Leily Nur Salsabila
Cara permainan bermain ular-ularan (Sumber foto: Leily Nur Salsabila
Cara bermainnya adalah dengan pemain membentuk barisan memanjang seperti ular, kemudian 2 orang pemain bertugas membuat terowongan yang nantinya akan dilewati pemain yang membentuk barisan memanjang tadi. Pemain bergerak melewati terowongan yang dibentuk oleh dua pemain lain sambil menyanyikan lagu tertentu. Jika tertangkap, pemain harus menyebutkan lima kosa kata bahasa Indonesia yang ia ingat. Nama permainan tradisional ini adalah "Ngu Kin Hang" dalam bahasa Thailandnya.

Bermain ular-ularan (Sumber foto: Leily Nur Salsabila)
Bermain ular-ularan (Sumber foto: Leily Nur Salsabila)

Mengintegrasikan budaya antarbangsa menjadikan lebih kuat rasa toleransi akan keberagaman budaya dengan negara tetangga. Selain itu, permainan tradisional ini juga tidak berbeda jauh dengan permainan tradisional di Indonesia hanya saja perbedaan bahasanya saja. Sebagai anak bangsa sudah sepatutnya kita bangga akan keanekaragam kebudayaan terutama perihal permainan tradisional kita dan mengenalkan kebudayaan kita sampai ke penjuru dunia.

Pewarta: Leily Nur Salsabila

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun