Beberapa waktu lalu seorang sahabat men-tag nama saya pada postingannya mengenai Kelas Inspirasi. Saya tak langsung ‘ngeh.’ Setelah sedikit dijelaskan, saya pun tergerak untuk mendaftar. Awalnya iseng. Setiap relawan harus mengisi form pertanyaan seputar apa dan mengapa motivasi untuk berpartisipasi di Kelas Inspirasi. Saya yang sama sekali tak mengetahui apa sebenernya inti kegiatan ini menjawab seadanya saja. Teman saya bilang proses recruitmen relawan pengajar adalah melalui blind assesment. Nggak gampang. Saya nothing to lose. Diterima syukur, nggak diterima juga nggak masyalah. Itung-itung mengukur diri sendiri. Kira-kira kalo melamar kerjaan lagi bisa diterima nggak ya?
Lima hari kemudian. Sebuah email bergambar Sura-dan-Baya (lambang kota Surabaya) muncul di hape saya dengan ucapan : “Selamat!!! Anda diterima sebagai Relawan Kelas Inspirasi Surabaya 4.” Yay! Dan hari itu juga saya gunakan banyak waktu untuk mencari tahu, apa sih Kelas Inspirasi itu?
Berdasar banyak link yang saya baca, Kelas Inspirasi (KI) adalah bagian dari program Indonesia Mengajar yang digagas oleh Pak Anies Baswedan. Kegiatan yang ternyata sudah dimulai sejak tahun 2012 ini bertujuan untuk mengajak berbagai profesional untuk terlibat aktif dalam program mengajar sehari tentang profesi.
Yup, cuma sehari! Setiap relawan pengajar diharuskan cuti pada hari yang sudah ditentukan untuk turun lapangan ke sekolah (Sekolah Dasar) terpilih. Salah satu tugas utama relawan pengajar adalah untuk berbagi ilmu dan pengalaman mereka serta mengajak siswa untuk berani bermimpi dan belajar membangun dan mewujudkan mimpi itu setinggi-tingginya. Ini kegiatan mulia. Non partisan pula. Nggak ada embel-embel bendera politiknya. Juga nggak bawa-bawa agama. Sip. Intinya visi kegiatan ini, saya banget!
Menjelang hari H.
Briefing pertama. Saya bergabung dengan ratusan relawan pengajar, dokumentator, dan inspirator. Saat pembagian kelompok, jadilah saya menjadi satu tim dengan beberapa orang muda berprestasi dan berprofesi luar biasa. Ada Ibu Lisa Mahardjo (Dosen), Dedy Riadianto (Kepala Bagian Desain dan Perencanaan), Armytanti Kasmito (Corporate Affairs), Shella Mariance (Koreografer), dan Nur Sofia (Product Development Manager). Di bagian dokumentator ada Mbak Dhina, Mas Taufiq, Mbak Fajriyah, dan Mas Widya. Inspirator leader ada Mbak Neyna (Universitas Ciputra) dan Mas Bias (Panitia). Dan sekolah yang beruntung menerima kehadiran kami adalah SDN Kertajaya IV, Surabaya.
Hari H.
Tepat pukul 6.30 pagi motor yang saya tumpangi tiba di lokasi. Belum banyak siswa yang datang. Hanya ada beberapa orang bermain di lapangan. Kantin sekolah mulai sibuk menggelar dagangan.
Menit berlalu sedemikian cepat. Setiap kami memasuki kelas masing-masing dengan dahi berkeringat. Ah ya, karena latar belakang kami semua rata-rata bukanlah pengajar, alhasil apa yang kami lakukan di kelas sudah semaksimal mungkin yang bisa kami berikan.
Saya pribadi yang mewakili profesi Pustakawan lebih banyak bercerita tentang apa pekerjaan saya sehari-hari sekaligus memotivasi siswa untuk banyak membaca dan giat belajar untuk mencapai cita-cita. Teman-teman yang lain rata-rata juga melakukan hal yang sama. Kehadiran mereka juga memberi inspirasi bagi anak-anak agar menggantungkan cita-cita setinggi-tingginya dan upaya untuk mencapainya sebesar-besarnya usaha. Mulia banget kan ya (ehem) ^^