Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Resto JeJamuran-Niron-Jogja: Ini Bukan Daging, Tapi Jamur, Sayang

2 April 2014   15:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:11 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1396401984291359009

Liburan Nyepi kemarin saya, dan dua orang teman, menikmati long weekend di Jogja. Entah kenapa Jogja selalu menjadi tujuan wisata yang tak kuasa saya tolak meski sudah dua hingga tiga kali ke sana. Karena tak pernah singgah dalam waktu yang lama, saya lebih memilih untuk jalan kota-kota saja. Saat kaki sudah sedemikian letih menyusuri sepanjang jalan Malioboro dan blusukan di pasar Beringharjo juga keraton, perut sudah menjerit minta diisi. Berbekal informasi tempat makan yang maknyus, kami mencegat taksi. Beruntung selama di sana kami selalu berjumpa dengan pengemudi taksi yang baik. Taksi merupakan alternatif terakhir yang kami pilih sebab harga sewa mobil saat liburan kemarinsedemikian tinggi dan kami tak juga mendapat sewaan motor.

Resto Tujuan : JeJamuran

[caption id="attachment_301514" align="aligncenter" width="300" caption="JeJamuran-Niron-Sleman-Jogjakarta (dok.pri)"][/caption]

Tepat pukul lima sore, kami tiba di resto yang terletak di daerah Niron-Sleman. Seperti pesan sopir taksi, kami disarankan untuk mencari tempat duduk di bagian belakang. Memang benar, di bagian belakang restoran ada sebuah ruangan setengah terbuka seperti joglo yang lebih lega hawanya ketimbang area depan.

Dari namanya saja sudah terbayang bahwa semua makanan yang disajikan akan mengandung unsur jejamuran. Ada yang menggunakan jamur tiram, shiitake, jamur kancing, merang, enoki, dan lain-lain. Pilihan menu andalan di sana antara lain Tongseng Jamur, Jamur Bakar Pedas, Sate Jamur, Pepes Shitake, Jamur Goreng Penyet, dan banyak lagi.Untuk minuman ada Wedang Jahe, Soda Jeruk, Teh Madu, hingga Summer Breeze yang salah satu bahan tambahannya adalah jamur enoki.

Harga setiap masakan di Resto jejamuran tak semahal bayangan kami. Seporsi tongseng misalnya, hanya dipatok sembilan ribu rupiah untuk ukuran reguler. Bahkan harga makanan termahal sepengetahuan saya hanya delapan belas ribu rupiah saja. Yang unik, restoran menyediakan menu minuman yang disebut Juice of the Day. Harganya dipatoksepuluh ribu rupiah saja per gelasnya. Pilihan juicenya pun berganti-ganti setiap hari. Sore itu kami memesan juice strawberry. Saat memesan, rentang waktu antara pemesanan hingga makanan diantar tak lebih dari sepuluh menit saja. Yang istimewa, restoran ini memiliki jumlah waiter yang cukup untuk melayani pembeli narsis seperti kami (yang dikit-dikit minta foto lebih dari dua kali.. xixii). Terdapat dua orang karyawan yang terlihat mondar-mandir mengorganisir waiter lainnya sambil membawa HT.

Ini Jamur, Bukan Daging, Sayang

Sore itu kami memesan tongseng jamur, jamur bakar pedas, sate jamur, jamur crispy, dan seporsi jamur goreng penyet (semuanya ukuran reguler). Untuk minuman, saya lebih tertarik memesan Fresh Lime with Honey sementara seorang teman memilih Summer Breeze karena namanya yang unik. Saat menanti pesanan, samar saya dengar suara seorang ibu berkata, ‘Ini jamur, bukan daging, sayang. Ayo dicoba dulu. Enak kok.’ Si kecil yang rewel menggeleng tak mau memakan sate di depannya. Namun beberapa saat setelah sang kakak mencoba dan berkata, ‘Empuk kok. Gak alot,’barulah si kecil mengikuti jejak kakaknya. Seketika beberapa tusuk sate di piring mereka habis, dan ibunya bergegas memesan dua porsi lagi. Mendengar percakapan itu air liur saya semakin menetes. Membayangkan jamur yang akan saya nikmati nanti benar-benar maknyus rasanya.

Benar saja, tak sampai sepuluh menit, waiter mengantar minuman dan makanan pesanan kami. Melihat bentuknya saja sudah menggoda selera.

Dalam sekejap semua makanan yang ada di hadapan kami ludes seketika. Entah bagaimana koki restoran bisa mengolah jamur-jamur itu hingga teksturnya dapat terjaga dan rasanya bisa seperti daging sungguhan. Yang sate benar-benar beraroma sate dan dagingnya kenyal seperti ayam, dan yang hitam warnanya rasanya juga bisa pas persis seperti daging bakar. Hebatnya lagi, yang namanya tongseng rasanya bener-bener sama dengan tongseng daging betulan. Tempe goreng penyet pun nyaris mirip seperti tempe beneran. Satu kata untuk resoran ini, H-E-B-A-T.

Tak menyesal rasanya sudah jauh-jauh berkendara ke arah Sleman dan mendapat kenikmatan yang sepadan bahkan melebihi harapan. Bagi yang kebetulan sedang mondar-mandir ke Jogja, tak ada salahnya menambah satu destinasi ke Resto JeJamuran disamping tujuan utama anda.Selamat makan Indonesia!

.

#kok gak bisa insert foto lebih banyak ya :roll:  padahal sudah dikompres pake air anget.. wkwkwk

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun