Membuka laman Facebook hari ini, tak bisa menahan senyum saat melihat Year in Review di timeline pribadi. Seperti biasanya setiap mendekati akhir tahun, tim Facebook selalu menyediakan fasilitas review dari post setahun terakhir yang pernah kita buat dan memilih best moment berdasarkan jumlah like terbanyak. Buat saya, review ini selain bisa jadi ajang narsis-narsisan juga dapat mengajarkan banyak hal.
Ada waktu menangis, ada waktu untuk tertawa
Ini benar. Hidup selalu mengajarkan kita demikian. Seperti matahari, ada waktunya ia bersinar demikian sebaliknya, ada waktunya ia terbenam. Dalam review foto itu saya seperti bercermin kembali. Begitu banyak waktu berlalu penuh dengan tawa dan tangis airmata. Yup, hidup tak melulu mengajak kita untuk tertawa. Kadang ia seperti perlu ‘menghajar’ kita supaya kita jadi lebih kuat dari waktu-waktu yang sebelumnya. ‘hajaran’ hidup kadang membuat saya pribadi menyadari bahwa mungkin ada sesuatu yang salah, mungkin ada satu hal yang perlu diperbaiki bentuknya, mungkin saya kerap berpikir bahwa hidup ini harus selalu berbicara mengenai ‘saya,’ dan banyak lagi lainnya. Kadang ujian itu harus saya hadapi dengan banyak menguras energi dan airmata. Namun hari ini, saat me-review-nya kembali, betapa masalah tak membuat hidup saya jadi mengkerut atau bahkan punah selamanya. Sebab saya percaya bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya. Setiap kesusahan akan digenapi oleh tawa bahagia. Mungkin tidak bersamaan tibanya, namun percayalah bahwa setiap detik dalam kehidupan kita sudah ada yang mengaturnya. Percaya saja.
Dalam hidup, selalu ada kejutan
Life is full of surprises, ini juga benar. Siapa diantara kita yang mampu memprediksi jatuhnya dedaunan? Bahkan seorang paranormal yang handal pun tak sanggup memastikan kapan saat kita akan terluka atau kapan kita harus mati. Seperti beberapa hari lalu. Saat berkendara dengan motor tercinta, tepat saat lampu menyala merah tiba-tiba sebuah sepeda motor ambruk menimpa saya. Ya kalo pengendaranya hanya seorang saja, ini full sekeluarga lengkap suami, istri, dan seorang bocah yang jumbo-jumbo semua ukurannya. Saya bisa apa? Ketiban rejeki segitu gedenya yang saya lakukan malah terbahak tertawa. Nggak sempat marah. Malah tertawa karena melihat badan semungil saya harus menahan dua motor beserta tiga orang raksasa. Jelas kalah! Seperti itulah hidup. Selalu ada kejutan, termasuk njarem di sekujur badan. Seberapa baik kita mempersiapkan kehidupan, akan selalu ada tantangan. Bukan karena semata kecerobohan, ini menunjukkan bahwa kendali kehidupan bukan kita yang pegang. Percaya saja.
Masih ada pengharapan, masih ada masa depan
Ini pasti. Jangan menyerah. Hidup tak berbicara soal detik ini saja. Selama nafas belum berhenti, ribuan hari menanti. Umur boleh bertambah tua, untuk berlaripun mungkin kita tak lagi bisa sekencang serigala, mata juga lamur tak bisa sejernih elang melihatnya, selemah apapun itu secara fisik tak boleh menggerogoti pengharapan kita. Bukankah hati yang gembira adalah obat yang manjur? Semakin kehilangan pengharapan akan semakin membuat daya tahan kita merosot. Ingat film ‘Finding Nemo’ saat Dory menyemangati Marlin yang kelimpungan mencari anaknya, ‘When life gets you down, you know what you gotta do? Just keep swimming.’ Seandainya hidup di tengah lautan, kita juga harus terus berenang. Kalau bukan kita yang memperjuangkan hidup kita sendiri, siapa lagi? Yang ada malah tenggelam. Seberat apapun beban hidup, hadapi. Masih ada pengharapan. Masih ada hari depan. Percaya saja.
Mengucapkan selamat hari Natal bagi yang merayakan dan selamat menyongsong tahun yang baru bagi kita semua.
Salam Kompasiana.
.
#postingan terakhir tahun ini.. mau ngabisin liburan dulu.. sampai ketemu tahun depan.. salaman..
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H