[caption id="attachment_413700" align="aligncenter" width="624" caption="Antrian kendaraan terjadi di SPBU Jalan Tajem Maguwoharjo Sleman | Kompas.com - Wijaya Kusums"][/caption]
Ini sepele, tapi beberapa kali nyaris membuat kami (saya dan teman-teman) terlambat check clock di kantor gegara ini.
Pagi tadi di tengah perjalanan menuju kantor saya mampir sejenak untuk mengisi tangki bensin. Hari masih pagi benar. Tangki bensin saya juga belum sepenuhnya kosong. Posisi masih di gambar pom. Memang sedari awal memiliki kendaraan saya selalu membiasakan untuk mengisi tangki penuh meski jarum belum menunjuk ke posisi ‘E’ (maklum emak-emak, tidak begitu mahir menguasai rute jalanan, takut nyasar dan kehabisan bahan bakar di tengah jalan). Saat masuk dalam antrian, betapa geregetannya saya (nggak cuma saya) melihat 'mereka' yang tanpa sadar sikapnya membuat banyak orang harus mendengus jengkel di belakang. Ini salah satu penyebabnya :
Tidak menyiapkan uang untuk membayar
Jika sudah tau akan berbelok membeli bensin, sebaiknya siapkan uang. Letakkan rupiah di tempat yang mudah dijangkau dan gampang ditemukan. Jangan baru ribet mencari-cari lembaran uang saat moncong pengisi bahan bakar sudah ditarik dari lubang tangki kendaraan. Jika harus berbelok ke SPBU tanpa direncanakan (hanya karena kaget melihat jarum meteran), sebaiknya begitu motor berhenti dan masuk dalam antrian bisa menyiapkan uangnya lebih dulu. Jangan menunggu sampai bensin terisi penuh baru mencari-cari. Anda berpotensi mengakibatkan orang lain mengomel karena jengkel harus lama menunggu.
Tidak segera mendorong motor setelah diisi bahan bakar
Jangan memikirkan diri sendiri. Pikirkan kepentingan orang lain juga. Dorong motor anda segera setelah diisi bahan bakarnya. Tutup tangki, rapikan jaket, dompet, dan lain-lain sedikit maju ke depan sehingga orang yang di belakang bisa langsung dilayani oleh petugas. Semakin panjang antrian semakin meresahkan. Anda potensial menyebabkan detak jantung orang bertambah kencang gegara terancam terlambat masuk kerja atau sekolah, misalnya.
Memotong antrian
Jelas ini seperti tak berbudaya. Dimana-mana area musti ada pengertian dari para pengguna untuk tetap berada pada lajur antrian yang semestinya. Jangan mempermalukan diri sendiri. Jangan memotong antrian supaya diri sendiri mendapat layanan lebih dulu dari yang lain lagi. Lha kalo datangnya saya dulu, ya situ musti antri gitu.
Tidak perlu mengguncang-guncang kendaraan, biarkan bahan bakar menemukan jalannya sendiri
Ini yang bikin lama. Bukannya mempersiapkan uang malah sibuk mengguncang-guncang kendaraan. Mohon diingat, yang diisikan dalam tangki kita bukan beras, tepung, atau benda padat. Yang namanya benda cair dimana-mana akan menemukan jalannya sendiri menuju ke tempat yang lebih rendah. Zat cair akan mencari jalannya sendiri untuk memenuhi ruang yang ada. Udah kayak jodoh aja dia. Jadi tidak perlu khawatir. Yang perlu dikhawatirkan justru saat anda repot mengguncang kendaraan dan lupa mempersiapkan uang untuk membayar. Malah kelamaan kita yang nungu di belakang.
Tak semua orang sama kondisinya
Di tempat-tempat umum seperti SPBU akan sangat wajar dipenuhi oleh orang-orang yang datang dari berbagai bagian dan memiliki banyak kepentingan. Ada yang datang dengan terburu-buru karena akan mengantar putrinya ke rumah sakit, ada yang tergopoh-gopoh mau masuk kerja tapi bangun kesiangan sedang bensin tinggal segaris saja, dan lain sebagainya. Nggak semua sama. Dan tidak semua orang seperti anda dan saya yang bisa bersantai-santai bertransaksi di SPBU lantaran hampir tak pernah terlambat bangun dan terlambat masuk kerja (ciah). Posisikan diri memahami kondisi orang lain juga. Pembeli adalah raja, memang itu hukumnya, tapi kalo bisa jadi raja yang bijaksana, kenapa nggak milih jadi yang itu saja? Intinya, pahami kebutuhan orang lain juga. Semakin cepat terlayani semakin baik kan ya.
Mengantri pada tempatnya
Di kebanyakan stasiun pengisian bahan bakar, setiap model kendaraan bermotor sudah ada bagian antriannya sendiri-sendiri. Motor ya motor, mobil ya mobil, kecuali di pom kecil yang terbatas pembagian antriannya dan harus dijadikan satu antara roda empat dan roda dua. Pernah satu kali saya dipelototi banyak pengendara motor gegara langsung masuk ke area pengisian bahan bakar untuk mobil. Lah, bukan salah saya juga karena di antrian pengisian bahan bakar motor tidak menyediakan jenis bahan bakar Pertamax. Petugas yang mengarahkan agar saya mengantri di jalur roda empat (beda kasus ya). Pernah juga sekali saya harus bersitegang dengan petugas pom gegara mendahulukan mobil yang akan mengisi pertamax di jalur kendaraan bermotor. Wong yang nyampe duluan depan hidung mbaknya itu saya kok malah mau melayani mobil lebih dulu. Hanya karena mobil membeli dalam jumlah lebih banyak ketimbang saya? Waduh, nggak bener ini ya. Balik lagi poin soal antri mengantri, harus berbudaya.
Salam Kompasiana.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H