Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Panasnya Surabaya

6 November 2014   22:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:27 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Belakangan cuaca bener-bener gak bisa ditebak. Harusnya yang bulan-bulan ini sudah mulai masuk musim hujan malah ngilang. Cuaca uda persis kayak remaja galau yang gak bisa diduga kapan datang mood baiknya. Di Surabaya sendiri musim kemarau sudah sedemikian kerontang hingga sukses membuat tanaman di teras rumah kami mati kekeringan. Menurut data BMKG, suhu udara di Surabaya hari-hari ini mencapai 25-36°C. Kebayang gimana gerahnya udara dalam ruangan saat pagi hingga malam hari. Saat harus ke rumah teman pukul 09.00 pagi kemarin saja langit yang harusnya masih riyep-riyep sinarnya malah sudah benderang kayak jam 11.00 siang. Panas bukan buatan. Telapak kaki dan tangan sampe gosong karena kelamaan nyetir motor di jalan. Edan.

Menurut data BMKG http://dataweb.bmkg.go.id/cews/pikam/pdf/Update_PMH2014_2015.pdf dikatakan bahwa untuk wilayah Surabaya hujan diperkirakan baru akan terjadi di bulan November minggu ke-3. Masih 2 mingguan lagi. Sabar. Sambil menunggu datangnya musim penghujan, berikut yang bisa dilakukan :

Banyak minum air putih

Air, bukan sirop ato es. Selain berfungsi untuk mengeluarkan racun-racun di dalam tubuh, minum air juga mencegah kita terkena dehidrasi. Saat udara panas orang sering tergoda untuk minum air es sebanyak-banyaknya. Seger memang, tapi minum air es untuk beberapa orang malah bisa jadi pemicu terkena radang tenggorokan. Minum air 8 gelas sehari terbukti bisa membuat tubuh jadi lebih sehat dan segar.

Sedia payung atau sarung tangan saat bepergian

Bagi pengendara motor seperti saya, ada baiknya untuk selalu menggunakan pernak-pernik berkendara lengkap saat menyetir di pagi atau siang hari. Mengingat panas matahari yang sedemikian menyengat sejak pukul 9 pagi, ada baiknya untuk menggunakan sarung tangan bahkan kaos kaki untuk melindungi diri dari paparan matahari. Debu yang beterbangan bisa sedikit diredam dengan menggunakan masker. Payung sangat disarankan untuk para pejalan kaki. Berjalan di bawah terik matahari yang ada bisa bikin kepala jadi pusing.

Pake sunblock (jika perlu)

Dokter kulit saya dulu pernah bilang, sunblock perlu dipakai biarpun berada dalam ruangan. Saat perawatan, aware banget saya sama perintah dokter. Lama-lama kok males. Sunblock cuma bikin wajah saya terlihat sangat berminyak, bahkan sepertinya minyak di wajah saya bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di planet ini selama satu tahun. Astaga. Sejak tidak bergaul (eh, bertemu) dokter langganan itu saya jadi males pake sunblock lagi. Sebagai gantinya saya pake pelembab biasa dengan kandungan SPF yang cukup untuk melindungi kulit dari sinar matahari (yang ini oil free). Buat bapak-bapak, silakan dipikirkan kembali apakah benar-benar butuh pake sunblock ato tidak. Jika ragu sebaiknya tak perlu memaksakan diri. Diimani saja bahwa kulit wajah tetep cakep sempurna meski tanpa sunblock (ntar dikira cowok apaan gitu beli-beli pelembab di supermarket wkwkwk).

Pake AC sewajarnya

Menghadapi cuaca yang gak wajar panasnya ini kita tetap harus menyikapinya dengan sabar. Meski udara di luar kayak neraka, setel AC kira-kira 3-5°C lebih rendah saja bedanya dengan suhu udara di luar sana. Pahami bahwa semakin dingin suhu yang dikeluarkan akan semakin banyak juga energi yang dibutuhkan. Ya kalo freon yang dipake ramah lingkungan. Saat menyalakan AC biasakan menggunakan kata ‘sejuk’ bukan ‘dingin.’ Orang juga gak seharusnya menyalakan AC dari tidur malam sampe bangun pagi. Pakai timer. Jangan karena takut panas, badan jadi sakit semua karena kelamaan berada dalam ruangan yang dingin.

Masang kipas angin kira-kira

Karena terus dipasang tanpa henti, tetangga saya sampe rusak kipas anginnya. Kipas diipanjer dari pagi sampe ketemu pagi lagi. Kalo di rumah cuma punya satu kipas angin saja memang repot. Pakai kipas seperlunya saja. Jika keluar ruangan, matikan. Biar alat elektronik ini tak cepat rusak, setelah pemakaian lebih dari 3 jam, berhenti dulu. Meski ada garansi motor penggerak tak bakal panas selama pemakaian, namun kinerja tanpa henti juga bakal mempercepat kelangsungan hidupnya hingga menemui ajal. Jadi kira-kira memakainya. Lagian sifat AC dan kipas angin sama, kalo kesentor badan terlalu lama bisa bikin sakit juga. Masuk angin. Tubuh jadi linu semuanya.


Pilih baju yang mudah serap keringat

Kalo seharian berada di ruangan ber-AC sih nggak masalah mau pake baju apa saja, tapi kalo lompat-lompat di lapangan sebaiknya memakai pakaian yang berbahan katun saja. Atau apa saja yang penting nggak panas dan gampang serap keringat. Saya pribadi sudah mulai meninggalkan seragam kantor yang tebal sejak awal masuk musim kemarau panjang. Nggak tahan gerahnya. Sebagai ganti, saya pilih menggunakan baju batik yang notabene lebih adem dipakainya.

Gak kepanasan saat musim kemarau itu emang nggak mungkin ya. Tapi berhasil melewati musim kemarau dengan hati dan kepala yang dingin itu sesuatu lo. Tinggal 2 mingguan lagi. Semoga kita bisa tetep jadi penghuni bumi yang selalu dapat bersyukur dan berbahagia (kira-kira apa hubungannya yah).

Salam Kompasiana.

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun