Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Jangan Terlalu Sering Membersihkan Telinga

31 Maret 2015   16:43 Diperbarui: 7 Agustus 2021   12:04 2896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14278996311603708301


[caption id="attachment_407088" align="aligncenter" width="585" caption="Ilustrasi (shutterstock)"][/caption]

Seorang sahabat mengaku sakit tak tertahan di bagian rahang dan telinganya. Ngilu tanpa jeda. Pendengarannya pun terganggu. Tak lagi bisa menangkap jelas suara, berdenging rasanya. Tak tahan nyerinya, keluarga mengantarnya ke UGD sebuah rumah sakit di Surabaya. 

Saat diperiksa, dokter mendapati di bagian dalam telinga teman saya sudah begitu merah. Karena terlalu sakit, dokter mengamati dari luar dan memberi obat pereda rasa sakit. Takut akan kehilangan pendengaran, esok harinya teman saya kembali berobat ke rumah sakit langganan yang berbeda dan kembali ditanya dengan pertanyaan yang sama, ‘Ibu terlalu sering membersihkan telinga ya?’ Dan dokter mendiagnosa ia terkena infeksi parah gendang telinga. 

Sebenarnya bukan pertama kali saya mendengar cerita tentang infeksi telinga seperti ini. Saat beberapa kali harus antri di poli, saya sering menjumpai orang yang bermasalah dengan telinga gegara kelewat asik mengkorek-korek kotoran telinga. Diketahui bahwa kotoran telinga (serumen) wajar berada di setiap telinga manusia. Serumen yang sering dianggap sebagai kotoran itu sesungguhnya adalah getah berwarna kuning kecoklatan yang berfungsi untuk menangkap kotoran yang masuk ke dalam telinga. Jadi tugasnya untuk melindungi telinga juga. Namun kotoran telinga ini bisa berbeda-beda setiap orangnya. Ada yang cenderung memiliki konsistensi cerumen basah, ada juga yang kering.

Kotoran telinga yang basah jauh lebih mudah dibersihkan ketimbang yang kering. Karena teksturnya yang kering, jika tidak dibersihkan dan dibiarkan menumpuk lama-lama akan mengganggu pendengaran. Karena mengganggu, orang yang memiliki kotoran telinga yang kering dan keras dapat membersihkan telinganya di poli THT. Jangan diuprek-uprek sendiri. Bisa infeksi nanti

Untuk mereka yang memiliki kotoran telinga berkonsistensi lembek atau cair, saat membersihkan telinga bisa dilakukan sendiri dengan menggunakan cotton bud. Meski demikian penggunaan cotton bud juga harus tepat. Jangan terlalu dalam mendorong masuk cotton bud ke dalam telinga. Hal ini akan membuat serumen akan semakin masuk ke dalam dan ujung-ujungnya menutup pendengaran juga. Gunakan cotton bud hanya di bagian permukaan telinga luar saja. Lagipula, telinga juga memiliki alarm-nya sendiri. Jika cerumen sudah menumpuk biasanya telinga akan terasa gatal. Saat seperti itu, jika saya, baru membersihkan permukaan telinga dengan cotton bud.

Sekedar berbagi pengalaman, hal dibawah ini yang perlu diperhatikan saat membersihkan telinga :

Kenali jenis konsistensi kotoran telinga

 

Kenali jenis kotoran telinga anda. Jika basah, tentu saja bisa dibersihkan sendiri. Jika cenderung kering dan keras konsistensinya, mau tidak mau harus dibersihkan oleh dokter THT. Paling tidak setiap 6 bulan sekali atau saat dirasa sudah ada gangguan berkurangnya pendengaran.

 

Waktu

Perhatikan waktu yang tepat saat dibutuhkan untuk membersihkan telinga. Jangan terlalu sering membersihkan telinga supaya tidak membuatnya menjadi kering. Sebab sesungguhnya memang setiap hari kelenjar telinga akan memproduksi serumen. Serumen ini penting untuk melindungi telinga kita dari kotoran dari luar. Perhatikan alarm telinga saat memang harus dibersihkan dengan cara meraba permukaan bagian luar telinga. Jika sudah terasa menumpuk dan basah, singkirkan. Jika sudah tak lagi bisa mendengar bisikan, bersihkan.

Alat

Gunakan alat yang tepat dan bersih. Sebisa mungkin jangan gunakan benda berbahan logam untuk menghindari lecet atau infeksi. Gunakan cotton bud untuk jenis kotoran telinga yang basah dan bisa dibersihkan sendiri. Gunakan obat tetes telinga dengan sangat hati-hati. Konsultasikan dengan dokter apakah memang diperlukan obat tetes untuk membersihkan telinga anda. 

Ada batasnya

Jangan mendorong alat pembersih telinga sampai jauh masuk ke dalam. Telinga kita sudah didesain sedemikian rupa (berbelok-belok) oleh Sang Pencipta agar tak mudah terkena infeksi karena kotoran. Oleh karenanya saat membersihkan telinga cukup dilakukan di permukaan saja. Lagi-lagi kenali alarmnya, jika alat bantu sudah masuk ke dalam rongga telinga dan tiba-tiba anda terbatuk-batuk, itu tandanya pengorek telinga anda sudah terlalu jauh masuknya. Berhenti. Jangan diteruskan atau bagian dalam telinga anda akan terluka.


Semoga selalu sehat.

Salam Kompasiana.

.

penulis bukan tenaga medis dan ini hanya berbagi pengalaman pribadi ya ^^

bisa jadi tiap-tiap orang beda lagi pengalamannya ^^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun