Kemarin di kampung kami diadakan senam goyang Morena bersama. Selama sebulan ini sudah ke-dua kalinya. Rupanya kegiatan ini dimaksudkan untuk rutin dilaksanakan setiap hari Minggu pagi di depan rumah saya. Alhasil setiap hari Minggu jam 5 pagi saya sudah terkaget-kaget bangun lantaran speaker diletakkan di depan rumah dengan putaran volume sekencang-kencangnya. Kusen pintu saya sampe bergetar saking kerasnya. Haduh. Meski sampai hari ini nggak pernah ikutan, tapi melihat bapak ibu yang bergoyang itu jadi keingetan masa lalu.
Jaman tahun 80-an dulu saat masih duduk di bangku SD saya sempat mengalami minggu-minggu melakukan senam bersama teman-teman sekomplek sekolah. Yup, kalo yang masih ingat, Senam Kesegaran Jasmani namanya. Ini model senam masal yang wajib dilaksanakan setiap minggu. Biasanya sebelum senam, sekolah membunyikan bel sebagai tanda bahwa semua siswa harus berkumpul di lapangan. Semua harus ikut, kecuali yang sakit. Bapak ibu guru akan siap berdiri di segala penjuru untuk mengawasi kami semua berolahraga. Harus bergerak. Jika tidak bergerak akan didatangi oleh gurunya. Jaman dulu kalo ngeliat guru kayak ngeliat apaan gitu. Takut bukan buatan. Jadi ya mau nggak mau harus jalan.
Teng.. Teng.. Teng Teng Teng Teng.. Kira-kira begitu aransemen musiknya. Kalo saya liat lagi gerakan senamnya di youtube yang ini https://www.youtube.com/watch?v=4b0fa8Zclms , jadi geleng-geleng kepala. Jika hari ini harus diulang lagi, mending saya nyerah aja. Berbeda dengan SKJ 88 yang lebih anteng gerakannya, versi 84 lebih hebat goncangannya. Sejak awal senam sudah diajak lari-larian di tempat, lalu lompat-lompatan. Pantesan jaman segitu saya jarang punya teman overweight ya. Belakangan baru saya mengerti bahwa SKJ memang sengaja diciptakan oleh pemerintah saat itu untuk dilaksanakan di setiap lingkungan sekolah. Senam wajib dilaksanakan setiap hari Jumat pagi sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Seru, sehat, dan menyegarkan. Senam yang cocok untuk usia anak-anak sekolahan.
Berhubung sekarang sudah tidak termasuk usia anak sekolahan, lebih baik cari olahraga yang aman dan disesuaikan dengan kebutuhan. Maksudnya bukan kalo pas lagi merasa gendut berarti butuh olahraga, kalo merasa sehat ya berhenti dulu olahraganya. Bukan begitu. Sebab sejatinya setiap orang harus bergerak berolahraga, hanya saja sesuaikan dulu dengan kemampuan dan usia. Tidak semua bisa sama kekuatannya. Jika dulu siapa saja mampu melakukan SKJ, hari ini mungkin cuma bisa jalan sehat keliling kampung saja. Bukan apa-apa, hanya harap maklum adanya, faktor ‘U’ nggak bisa ditipu, bu.
Semoga selalu sehat. Salam nostalgia.
Salam Kompasiana.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H