[caption caption="Ilustrasi - liburan bersama teman (Shutterstock)"][/caption]Liburan tinggal menghitung hari. Di kantor saya officially libur dimulai hari Senin besok hingga awal bulan Januari. Tiket sudah di tangan. Seperti memasuki mesin waktu, dalam hitungan jam, hap! Tiba di tempat tujuan. Dan voila! Saatnya kita berpetualang bersama ^^Â
Tentu saja bepergian seorang diri atau bersama teman-teman itu membutuhkan persiapan yang jauh berbeda. Bukan hanya bicara masalah perlengkapan apa yang harus dibawa, namun justru hal membawa diri agar bisa menjadi teman seperjalanan yang menyenangkan harus dicatat dalam agenda. Sebab sukses tidaknya liburan tak hanya ditentukan oleh tujuan atau destinasi tempat wisata yang indah, tapi juga soal rasa. Coba bayangkan bagaimana rasanya jika di tengah perjalanan tiba-tiba ada yang ngambek lantaran berbeda pendapatnya. Jangan-jangan liburan bukannya berakhir bahagia, tapi malah jadi saling tidak enak antara satu dengan lainnya.Â
Untuk itu berikut beberapa hal yang perlu digarisbawahi saat kita melakukan perjalanan bersama teman, diantaranya adalah:Â
Jangan egoisÂ
Pernah seorang teman punya kebiasaan yang aneh, tidak suka membawa barang saat berjalan-jalan. Barang krusial seperti dompet atau hape sendiri pun tak mau dipegang. Malah dititipkan ke teman-teman. Kadang si A yang jadi korban. Besoknya si B, kemudian si C. Giliran saya, ayok perang. Setengah kesal saya berkata bahwa setiap orang harus bertanggungjawab atas barang bawaannya sendiri. Tidak boleh egois lantas merepotkan teman. Bukan lantaran tak mau membantu, tapi tas sendiri biasanya sudah sedemikian penuh dan harus ditambah lagi dengan dompet dia yang segede gaban dan hape yang tak cuma satu. Menjengkelkan. Ternyata bukan tanpa alasan. Perilaku teman ini memang sedemikian karena jika di rumah sudah terbiasa ada yang meladeni. Tipe princess. Yang seperti ini tentu tak elok rasanya. Jangan lakukan ya.Â
Jangan rewelÂ
Jangan suka meributkan hal-hal yang tak perlu. Mendapat makanan nggak enak sedikit, ngomel. Menerima layanan room service yang mengecewakan, bawel. Sedikit-sedikit mengeluh. Sedikit-sedikit mendengus kesal. Apa bagusnya itu? Jangan samakan antara melakukan traveling bareng teman dengan guling-gulingan di rumah sendirian. Yang namanya liburan itu akan sangat masuk akal jika tiba-tiba terjadi satu dan lain hal yang tak terduga. Sudah seperti interupsi saja. Musibah, misalnya. Ban mobil bocor, misalnya. Atau gagal mengunjungi satu destinasi gegara timing yang tidak pas, misalnya. Atau bisa juga karena rencana yang berubah tiba-tiba. Jangan rewel dan terus-terusan menggerutu. Dalam kondisi bepergian jauh, kadang tak hanya tubuh yang mudah kesal. Hati, telinga, dan pikiran kita juga. Usahakan tidak merusak suasana hanya karena satu hal yang berjalan tak sesuai dengan kemauan kita.Â
Musyawarah, jangan keras kepalaÂ
Taruh dulu yang namanya ego jauh-jauh. Meski dalam rombongan selalu ada yang diserahi tanggungjawab sebagai pimpinan, usahakan tidak selalu mendominasi apapun keadaan. Termasuk pembicaraan. Jangan seolah menempatkan diri menjadi komandan yang harus dituruti semua keinginannya dan menganggap teman-teman sebagai bawahan yang harus menurut semua yang dia mau. Dengarkan perkataan orang lain juga. Pergi bersama mengandung pengertian susah dan senang selama di perjalanan ditanggung bersama. Jika si A kemana, kita juga kemana. Jikalau harus berpisah, tetap harus ada titik temunya. Semua pasti ada jalan keluarnya asal dibicarakan bersama. Kompromilah. Termasuk makan, misalnya. Selain makan sendiri-sendiri, ada yang namanya makan tengah. Mana yang dipilih, kuncinya satu, musyawarah. Jangan keras kepala. Â
Beberapa aturan dasar
Ini yang kelihatannya sepele tapi bisa jadi masalah jika terus dilakukan berulang-ulang tanpa penyesalan :
- Kebiasaan mandi berlama-lama