Sang tua pun mengangkat tubuh si punai dan membawanya ke depan pintu.
Sebab ia tau sudah saatnyalah itu.
Beberapa hari terakhir seekor punai betina yang lucu kerap hinggap di jendela rumahnya.
Tak biasanya datang seekor punai yang sedemikian cantiknya.
Melihat punai betina terbang kian kemari dengan begitu indah, sang tua tersadar, sudah saatnya.
Pergilah, ujar sang tua.
Sebening air melekat di kedua pelupuk matanya.
Berat hatinya melepas punai itu pergi, namun ia menyadari, bahkan seekor punai pun boleh menentukan takdirnya sendiri.
Dan  punai itu pun melayang pergi.
Sayapnya mengembang indah.
Bersama punai betina mereka terbang begitu bahagia.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!