Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Ketika Layer Cake Tak Selalu Manis Rasanya

7 Februari 2014   17:56 Diperbarui: 8 Agustus 2021   08:05 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13917702982056679836

Satu ketika saat berkesempatan jalan-jalan ke Malaysia, kami berkunjung ke satu mall besar di sana, Pavilion (Bukit Bintang, Kuala Lumpur). Berhubung hari itu adalah hari terakhir liburan dan simpanan ringgit kami juga semakin menipis jumlahnya, maka menurut kesepakatan bersama kami hanya punya kesempatan untuk menikmati satu kali jajan makanan dengan harga tertinggi versi uang di dompet (dan untuk seterusnya memilih satu jenis makanan dengan harga terendah saat di bandara). Setelah berdiskusi, akhirnya pilihan jatuh di satu restaurant yang menurut kami lumayan bagus tempatnya.


Setelah beberapa saat duduk di sana, datanglah buku menu yang sama sekali tak terduga. Kebanyakan menu yang tertulis menggunakan huruf Mandarin yang sama sekali tidak kami mengerti artinya. Repotnya lagi, sang waiter yang melayani juga hanya bisa berbahasa Mandarin daripada bahasa Inggris yang patah-patah. Akhirnya satu cara yang kami pakai untuk memutuskan jenis pesanan adalah dengan melihat gambarnya, keterangan bahan yang digunakan di bawah nama menu yang kebetulan ada satu-dua berbahasa inggris, atau harganya.


Karena restoran ini menyediakan jenis makanan Chinese Food, wajar jika makanan yang disajikan seputar mie dan mie saja. Setelah memilih satu menu mie yang paling lumayan menurut pertimbangan saya, tibalah saat mata ini menangkap satu hidangan penutup yang selalu menjadi favorit saya, Layer Cake.


Seperti beberapa menu makanan utama yang tidak selalu ada fotonya, demikian juga pada bagian minuman dan dessert-nya. Layer cake sendiri saya pilih lebih karena bayangan atas rasa manisnya yang bisa mengusir rasa neg saat kekenyangan makan mie nanti. Meski sempat curiga karena harga yang sangat murah, hanya 5RM (waktu itu setara 15ribu rupiah), saya tetap memesannya satu piece saja.


Saat pesanan mie datang, setengah terbahak kami memakannya. Itu mie seperti direndam bumbu pecel kalo di Jawa (hahaa). Pantas saja disebutkan bahwa salah satu bahan pembuatnya adalah pasta kacang. Belum cukup sampai di situ kejutannya, beberapa menit saat makan, datang lagi sebesek kecil wadah kukusan bambu seperti yang biasanya digunakan sebagai tempat Dim Sum, ke meja. Karena tak ada satupun teman yang memesan hidangan berbentuk makanan kukusan, sempat kami pastikan kembali pada sang waiter agar tidak terjadi kesalahan. Dan sang waiter mengangguk yakin bahwa antarannya tidaklah salah. Penasaran, saya buka penutup besek tersebut dan, voilaa..


[caption id="attachment_294344" align="aligncenter" width="300" caption="dok.pri"][/caption]

Di mata saya layer cake itu lebih mirip roti kukus daripada layer cake sungguhan, hahaa. Dalam pikiran saya yang namanya layer cake itu selalu berarti cake coklat berlapis cream yang sangat manis dan enak rasanya. Sedang layer cake versi di depan saya ini lebih cocok disebut roti kukus atau malah bakpao karena rasanya yang sangat mirip alias tak jauh beda. Enak sih, tapi lebih berat atau tak seringan rasa layer cake coklat yang biasanya kami coba. Selidik punya selidik,  dinamakan layer cake juga tak salah, sebab setelah kami lihat baik-baik bentuk kuenya ternyata memang benar bahwa pattern-nya dibuat berlapis seperti layer cake yang biasanya. Oalaaah.


Secara umum semua makanan yang kami santap di restoran tersebut tidaklah mengecewakan. Meski salah persepsi karena nama, tapi tak lantas membuat kami kecewa. Bagi yang kebetulan berada di KL sana, kapan-kapan bisa mencoba mie pecel yang top markotop rasanya dan layer cake-nya yang istimewa. Yang di Indonesia bisa menikmatinya juga, secara resto ini juga sudah ada di wilayah Jakarta dan Surabaya. Mungkin kalau di sini kita bisa bebas bertanya soal jenis-jenis menu sama mbak dan mas waiternya. Biar nggak salah, jangan malu bertanya ya.

 

Salam Kompasiana!

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun