Liburan Natal kemarin, saya dan keluarga berkesempatan jalan-jalan ke Jakarta. Sabtu 28 Desember, bersama keluarga kami berkunjung ke Jungle Land Adventure Theme Park di kawasan Sentul City, Bogor. Pagi benar rombongan kami berangkat dari rumah. Mungkin karena hari libur, perjalanan dari kawasan Kelapa Gading hingga keluar pintu tol Sentul memakan waktu kurang lebih satu jam.
Tiba di sana kira-kira pukul sepuluh pagi. Area parkir sudah mulai penuh. Maklum, hari Sabtu. Liburan sekolah pula. Setelah membeli tiket seharga Rp 150.000-, per orang, kami memasuki area bermain yang memiliki luas area 35 hektar itu.
Sebelumnya, menuju ke pintu masuk terdapat simbol bola dunia bertuliskan Jungle Land (pengunjung wajib foto di sini deh kayaknya). Pengaturannya dibuat mirip seperti Universal Studios Singapore. Cuma bedanya kalau di USS, bola dunianya berputar dengan ukuran segede gaban dan diberi efek dramatis berupa asap-asap yang beterbangan, sedang di Jungle Land tidak demikian.
Sebenarnya masuk ke theme park manapun saya hanya menikmati suasana saja. Nggak pernah punya niatan ikutan main jumpalitan sini sana mencoba wahana. Faktor ‘U’ juga kali ya. Nah, seharian kemarin juga sama. Kami, saya dan beberapa sepupu, duduk saja menunggu para keponakan yang asyik naik turun mencoba lebih dari 30-an permainan di sana.
Mendekati senja, saat kami mulai bosan menunggu, iseng saya mengajak seorang sepupu untuk naik bianglala. Setelah melongok sana sini sepertinya wahana satu ini yang cocok untuk orang-orang yang seusia kami, xixiii. Jadilah bertiga kami naik bianglala. Dari puncak ketinggian bianglala, kami dapat melihat pemandangan yang luar biasa bagusnya, meski merinding juga karena kursi bisa bergoyang-goyang entah karena angin ato karena kami yang umek sendiri ribut berfoto selfie.
Perputaran rotasi di kursi bianglala lumayan juga lamanya. Saking terpesonanya oleh kecantikan senja, saat bagian kursi kami akan menyentuh landasan, spontan saya berteriak pada mas penjaganya, ‘Mas, sekali lagi boleh ya.’ ‘Wah, maaf harus antri lagi, bu,’ katanya. Memasang wajah melas kami bertiga menjawab, ‘Wes toh, maas, nggak pake antri gak papa ya. Beraninya cuma naik ini tok loh dari tadi.’ Hahaa meski cekikikan tapi kami tetep pasang style ngeyel. Kelihatannya si mas mau ngakak kok sungkan, ditahan. Akhirnya pintu ditutup kembali, dan kami bisa berputar sekali lagi tanpa antri (makasih ya, maaass).
[caption id="attachment_289950" align="aligncenter" width="286" caption="dok.pri -senangnya bisa naik bianglala :)"][/caption]
Sore, kira-kira setengah jam sebelum Jungle Land ditutup, kami pulang. Wajah para ponakan  sedemikian puas bisa mencoba berbagai permainan seperti petir, disco, rafting, perahu ayun, dan lain-lain. Keluar area, perut pun tak keruan lagi bunyinya. Akhirnya santap malam kami habiskan di Ah Poong Restaurant Sentul yang berada kira-kira 15 menit jaraknya dari pintu keluar theme park.
Kesimpulan setelah seharian bermain di sana, seru, meski hanya naik satu wahana tapi lumayanlah, secara udaranya terasa sejuk juga. Untuk para remaja atau mereka seusia saya yang masih suka tantangan, permainan di sana luar biasa menyenangkan. Jika berkesempatan ke daerah sana, coba mampir deh, biar tau gimana serunya melihat orang dibolak-balik sama mainan, wkwkwk.
Salam jalan-jalan!
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H