Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Untuk Pengendara Motor Pemula: Waspada Menyetir di Musim Hujan, Ya

18 Desember 2014   03:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:05 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa jam lalu seorang teman terjatuh dari kendaraannya. Dilihat dari kronologis kejadiannya dapat disimpulkan bahwa ini murni kesalahan kecil yang biasa dilakukan oleh pengendara pemula. Meski saya juga termasuk kategori pengendara sepeda motor kelas tembre yang nggak pernah naik-naik levelnya, ijinkan saya berbagi beberapa hal yang sekiranya perlu diperhatikan untuk sesama pengendara motor kelas nol kecil seperti saya.

Ingat, sekarang musim hujan

Berkendara di musim yang berbeda sejatinya juga menggunakan teknik yang berbeda. Kalo di musim kemarau kita bisa bebas waz wuuzz di jalan raya, maka sebaliknya saat musim hujan, kalo tetap bertahan dengan style yang biasanya bisa jadi bencana. Awal-awal belajar naik motor dulu saya hampir nggak punya teknik berkendara yang baik. Yang penting motor jalan. Nggak peduli salah masuk gigi (porsneleng) yang penting nggak berhenti. Celakanya saat memasuki musim penghujan, gaya menyetir saya masih angin-anginan (kalo anginnya kencang ikutan kencang, kalo anginnya sumpek ikut pelan-pelan). Nggak stabil. Di menit yang sama bisa 60km/jam, tapi di ujung belokan tiba-tiba bisa jadi 20km/jam. Membingungkan. Satu ketika saat hujan dan memacu motor di kecepatan 60, tiba-tiba mobil di depan sayaberhenti. Spontan saya injak rem kaki, menekan tuas rem tangan, dan sreeettt, motor saya sukses ngepot kayak detektip-detektip yang lagi uber-uberan di tivi. Untung masih sakti. Nggak jatuh (selamet). Pengalaman berharga itu mengajarkan saya untuk membedakan kecepatan menyetir saat hujan dan saat langit terang. Tidak lagi sama gayanya. Juga tingkat kewaspadaannya, jadi double dua tingginya.

Bedakan jalanan aspal yang licin dan sebaliknya

Saat hujan, dibantu oleh pencahayaan lampu, kita bisa melihat permukaan jalanan yang kira-kira licin dan yang tidak. Jangan coba-coba memacu kencang laju kendaraan di permukaan jalan yang mengkilat dan licin. Bila tiba-tiba mengerem karena ada halangan di depan, hampir dapat dipastikan motor akan terseret atau ‘nggobet’ ke kiri atau ke kanan. Jika belum punya kemampuan ngepot dengan baik dan benar, mendingan cari aman. Pelan-pelan.

Hati-hati saat melewati perlintasan kereta api

Di Surabaya saat musim hujan, jatuhnya kendaraan bermotor di depan Rumah Sakit Islam Jalan A. Yani, saking banyaknya sampai tak bisa dihitung dengan jari. Bentar-bentar Buk! Bentar-bentar Bak! Kendaraan rawan jatuh karena permukaan rel yang miring dan licin terkena air hujan. Karena jalur rel di daerah tersebut setengah menikung bentuknya mengakibatkan bagian rel menjadi semakin lebar untuk dilalui kendaraan. Bagi anda pengendara pemula, waspadai bagian ini. Apalagi jika melewati perlintasan kereta double track yang lebih lebar posisinya. Hati-hati. Kurangi kecepatan saat melintasi permukaan berpelat baja seperti ini.

Pilih jas hujan yang nyaman dan aman

Seorang teman pernah terjatuh gara-gara ujung jas hujannya yang berbentuk kelelawar masuk ke jeruji motor. Ada lagi yang gegara memakai jas hujan yang terlalu besar, saat melintas di jalan dan jasnya berkibar terkena angin malah nyangkut di kendaraan orang. Perhatikan, pilihlah jas hujan yang nyaman dari segi ukuran dan yang aman dari segi model. Jas hujan model ponco kelelawar memang sangat praktis dikenakan apalagi jika hujan terjadi di tengah-tengah perjalanan. Tinggal sret sekali langsung jadi. Berbeda dengan model two pieces. Agak ribet karena harus memakai celana panjangnya dulu baru jaketnya. Apapun pilihan anda, hendaknya tetap memperhatikan azas keselamatan juga. Jas hujan model dua lapis memang tak banyak masalah. Namun jika memilih jas hujan model ponco, pilih yang sesuai ukurannya. Jangan terlalu besar dibanding dengan tubuh anda. Saat berkendara, pastikan ujung-ujung jas hujan anda terkancing sempurna. Agar ujung jas tidak berkibar-kibar terkena angin dan menutup pandangan pengendara di belakang, duduki. Ini untuk keamanan anda sendiri. Ujung jas hujan yang berkibar bisa tersangkut di gir yang pada akhirnya malah bisa jadi membahayakan diri sendiri.

Pilih jas hujan berwarna terang seluruhnya atau sebagian

Satu kali saya seperti melihat hantu di pagi hari karena terkejut melihat jas hujan seorang teman laki-laki saya berwarna merah muda. Untung nggak ditambahi gambar Hello Kitty. Bisa mati berdiri saya karena kebanyakan tertawa. Di satu sisi memang lucu (cowok kok pink jas hujannya), tapi di sisi lain memang sangat disarankan untuk memilih jas hujan berwarna terang. Sebab saat hujan, apalagi di malam hari, jarak pandang kita begitu terbatas. Menggunakan warna jas hujan yang menyala seluruhnya atau sebagian akan membantu pengendara di belakang kita untuk lebih waspada.

Ganti roda sepeda yang sudah gundul permukaannya

Check roda sepeda motor anda. Memakai roda sepeda motor yang tipis saat musim hujan sama dengan cari mati. Roda yang gundul akan mudah oleng dan tak sanggup mengantisipasi jika berjalan di jalanan yang licin dan banjir.

Jika melewati genangan, kurangi kecepatan kendaraan

Ini yang sering tidak diperhatikan orang. Pengendara suka semaunya sendiri. Buru-buru seringkali dijadikan alasan. Saat melewati genangan, perhatikan kondisi sekitar. Jika ada pengendara lain atau pejalan kaki, misalnya, jangan terus asal tancap gas saja. Pedulilah pada kenyamanan mereka juga. Minggu lalu saya dibuat kesal oleh seorang pengendara yang tau-tau melintas dari arah kiri dan membuat separuh celana panjang saya basah. Menyebalkan. Selain membiasakan diri untuk berempati pada pengguna jalan yang lain, mengurangi kecepatan saat melintasi genangan membantu kita untuk lebih jeli. Perhatikan bagian kumpulan air. Semakin banyak air terkumpul di satu titik mengisyaratkan bahwa di lokasi tersebut posisi jalan lebih rendah atau bahkan mungkin saja berlubang jalannya. Bila memungkinkan, hindari melintas di atasnya. Waspadalah.

Salam bijak berkendara. Salam Kompasiana.

.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun