Ini si fulan yang berbatas tirai denganku malam tadi
 Aku bersaksi
 Demi angin menggemerisikkan dedaunan
 Sungguh bahwasanya
 Aku tidak hanya menyaksikan dinding bisu tuli
 Maka terlihatlah sekelebat bayang
 Rukuk dan sujud bergantian
---
Wahai fulan, apa yang kau lakukan? Â Aku bergumam. Dia berjingkat melewati kami yang asyik terlelap, dan bukankah demikian seharusnya? Ini dini hari, di saat semua berharap selimut dan bantal empuk jadi kawan.
Pancuran bambu di depan mengucur air sesaat kemudian. Aku mengeluh, karena tiba- tiba suara gemericik pelan membuyarkan kantuk sedemikian mudah. Sepersekian waktu yang lalu aku terjaga sendiri, entah! Bukan karena langkah kaki, karena ia telah menahan suara.
Fulan masuk dan menggelar alas. Ia rukuk dan sujud, dan aku menatapnya malas. Ini dini hari, masih ada waktu untuk menyapa Tuhan lain kali.
Ini si fulan yang membisikkan doa-doa