Mohon tunggu...
Leil Fataya
Leil Fataya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

@leilfataya, author of Kucing Hitam & Sebutir Berlian ( Leutika Prio 2012 ), Suatu Pagi di Kedai Kopi ( Red Carpet, 2013 )

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengelana Cahaya

5 Desember 2012   13:38 Diperbarui: 14 Maret 2019   14:05 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keadaan spiritual adalah simpanan di lumbung pada musim lapar
 Siar siar ganjil yang tak boleh diumbar
 Simpan, ketika kau berjalan di kerumunan
 Tali kekang itu bukan bencana melainkan kendali atas syaitan
 Yang pandai merajut kalimat
 Sehingga yang haq tampak samar

 Oh Tuan, jika jiwamu memang terisi oleh cahayaNya
 Seberapa terang itu urusanmu saja
 Berbagilah dengan manusia sebatas  yang biasa
 Sadarilah bahwa jalan menujuNya bisa berbeda
 Terbang atau menyelam
 Mendaki gunung atau menapak gurun
 Hadiah langit atau pencarian menahun
 Maka itu urusanmu saja
 Inilah yang haq!

 Satu lagi tentang yang termaksud, Tuan
 Seperti ruang yang tak kasat mata
 Berisi pinjaman dariNya
 yaitu piala perak ,
 dengan khamr suci  yang melepaskan dahaga
 juga piring emas ,
 penuh hidangan surga
 Ruang itu, akankah kau siarkan
 Jika tak kasat mata?
 Dan ketika kau telah mengerti etika
 Kekasih dengan kekasihNya?

 Bersabarlah, wahai Tuan
 Bukankah sang pengelana cahaya pasti tahu,
 kemana jiwanya akan menuju ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun