Aku termangu memandangmu dari balik Cemara hijau
Milikmu, Maria
Kau berjingkat meraih setangkai ceri merah , ya, dan kau memang merah
Dan matamu biru bagiku meski tidak sewarna itu tapi sungguh,
Mengingatkanku pada tujuh lapisan langit
Seakan segar dalam memoriku duhai nirwana dengan berbagai harum dan elok rupa
*
Aku masih termangu dan menginginmu, Maria
Sebentar lagi mereka tiba
Seremonial itu, kapas-kapas putih dan bingkisan
Boleh kuberi satu, untukmu?
Lalu kau pergi pada malam suci, ke timur sedang aku ke baratÂ
*
Lihat Maria, ini cinta pada suatu senja
Bukan terangnya waktu Dhuha
Kubungkus saja imanku, lalu kularung hingga menepi pada imanmu
Yang berbeda
*
Kapalku tertawan di negeri asing
Sekiranya Tuhan membebaskanku? Tapi tidak
Sudah jelas kiranya
Cinta itu lindap ke arahku lalu menguji
Akankah Maria-ku?
Akankah kita bertemu?
*
Senja, benar-benar membenamkan bukan hanya mentari
Namun, juga cintaÂ
dengan nahkoda gilaÂ
yang salah menepi
*
sentul, akhir 2012
---lelaki dan Maria---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H