Berada dalam masa-masa pengangguran setelah wisuda sarjana, tentu saja dihantui berbagai macam kecemasan dan ketidakpastian terhadap masa depan, dimana saya kerja, berapa gaji saya, akan mendapat jabatan apa saya nanti dan lain-lainnya.
Salah satu kecemasan saya adalah ketakutan tidak dihargai dan dianggap remeh oleh persepsi masyarakat pada umumnya, juga takut bekerja di bidang pekerjaan yang tidak saya enjoy/manfaat. Dengan tulisan ini, saya ingin memfokuskan kecemasan saya pertama tentang takut tidak diapresiasi, berhubungan dengan latar belakang pendidikan saya dari desain grafis.
Fakultas yang saya geluti adalah seni rupa, lalu kemudian memutuskan masuk ke desain komunikasi visual. Persepsi awam pada umumnya, meskipun tidak semuanya, rata-rata seperti:
- Enak ya kuliahnya cuma gambar saja, mau dong gw (berasal dari mahasiswa jurusan lain, gampang yah? LOL)
- Nanti kalau sudah besar mau jadi apa? (kumpul keluarga)
- Desainer grafis? Ngapain tuh? Tukang gambar? (orang-orang)
- Bisa bikinin poster ga, sehari jadi, tapi butuh anu inu blablablabla (klien) + gaji seenak jidat
- Ah bikin logo doang mah bisa di pinggir jalan 15ribuan (sedih disamain sama mamang, kita kuliah 4 tahun loh broh)
- Ga pingin jadi dokter atau insinyur aja? Duitnya besar (kumpul keluarga, sambil bandingin sama saudara)
- Bisa ga si gambar ini pindahin ke situ, pengen kasih efek bling-bling gitu (banyak minta, jadinya norak)
Yap kira-kira begitulah persepsi umum (sekali lagi tidak semua) namun cukup sering didengar dan diterima saya atau mungkin rekan-rekan seprofesi :").