Mohon tunggu...
Lnura
Lnura Mohon Tunggu... Guru - Eccedentesiast.

Menulis adalah caraku menyembuhkan rasa rindu padamu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kantin dan Batagor

6 Oktober 2020   06:14 Diperbarui: 6 Oktober 2020   06:22 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebungkus roti diberikannya padaku. Dia tahu, bahwa kami anak asrama selalu sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah. Tapi, aku terima roti itu lengkap dengan air minumnya. 

Seperti biasa, kami tak pernah berlama-lama ketika berbicara. Karena kami sepakat bahwa tidak akan ada yang tahu tentang persahabatan antara kami. Hanya kran air, batagor berbumbu, kantin sekolah, selokan di depan kelas, dan kertas-kertas surat itu saja yang menjadi saksi persahabatan ini.

Aku suka kamu.

Tiga kata yang ditulisnya di bukuku hari itu. Tak lupa dia sertakan batagor kesukaanku ketika memberikan buku itu di jam istirahat di kantin sekolah. Secepat kilat kututup buku itu khawatir terbaca oleh teman-teman yang berlalu lalang di sepanjang koridor sekolah. Hanya diam yang kulakukan.

Persahabatan yang terjalin selama hampir dua tahun pun sudah tak bisa dipertahankan karena ada rasa di dalamnya. Dan aku tidak suka seperti itu. 

Semenjak tragedi tiga kata itu, aku menjauhinya. Dan dia tahu, aku menjauhinya. Untukku, bersahabat lebih indah dibandingkan dengan rasa suka antara laki-laki dan perempuan. Sahabat tidak akan ada rasa benci atau sakit hati ketika salah satu pihak menyakiti. 

Sejak saat itu, tak ada lagi batagor di jam istirahat. Tak ada lagi buku yang menjadi penghubung kami. Tak ada lagi pertemuan sembunyi meskipun kami lakukan di tempat yang tidak tersembunyi. Dan tak ada lagi senyum yang tersungging kala bertemu. Yang ada hanya beku. Bersua pun seolah-olah tak saling mengenal. 

Aku tahu, kamu pasti kecewa karena aku tak pernah mengembalikan buku yang bertuliskan tiga kata itu. Maafkan aku. Aku terlalu kecil untuk mengetahuinya. Meskipun akhirnya aku tahu, kamu terluka karena sikapku. 

Tak akan aku sebut nama pada bagian ini. Karena kami telah berjanji, nama itu hanya kami yang tahu. Aku dan dia. 

Kantin dan batagor menjadi sisi lain kehidupanku di tanah berembun, bersamanya. Sahabat bayangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun