Pemilu 2019 merupkan Pemilu serentak pertama yang diadakan oleh bangsa Indonesia. Pemilu kali ini menjadi catatan bagi Pemilu yang akan datang. Dengan melihat dampak positif dan negatif bagi peserta pemilu dan bidang-bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu dampak negatif yang nampak ialah dengan gugurnya beberapa anggota KPPS karena kelelahan/sakit ketika bekerja.
Pemilu serentak 2019 membuat 'kepala pusing' banyak orang, entah itu peserta pemilu maupun penyelenggara. Peserta pemilu kebingungan saat memilih calon pilihannya saat mencoblos. Hal ini dikarenakan banyaknya calon legislatif dari kabupaten sampai pusat. Ditambah lagi dalam mencoblos Presiden dan wakilnya. Penggabungan Pileg dan Pilpres mengakibatkan peserta pemilu tidak benar-benar fokus pada orang pilihannya saat mencoblos. Memakan waktu dan menguras tenaga ketika mencoblos calon pilihannya.
Hemat saya, sebaiknya Pileg dan Pilpres tidak diselenggarakan serentak. Alasannya ialah supaya peserta pemilu dapat memilih wakilnya dengan tepat dan fokus serta bisa ada waktu cukup untuk memberikan alasan pilihannya/motivasi kepada wakil yang akan dipilih.
Selain itu, pemilu serentak 2019 mengorbankan banyak nyawa khususnya para petugas KPPS ketika sedang bertugas. Dan mereka yang telah gugur dan atau sakit saat menjalankan tugas dalam pemilu serentak 2019 menjadi pahlawan demokrasi di NKRI. Semoga amal ibadah para petugas diterima di sisi Tuhan. Dan mereka yang masih sakit bisa sembuh dab sehat kembali.
Untuk ke depannya, pemilu serentak jangan diulangi lagi. Menurut saya, Pemilu serentak dapat diadakan dalam tahun yang sama tetapi harus ada jarak bulan antara Pilpres dan Pileg. Hal ini untuk meminimalisir beberapa dampak yang telah disebutkan di atas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H