Dede Juara Mahasiswa Berprestasi 2022 Raih 76 Penghargaan Nasional dan Internasional

Pilmapres atau Pemilihan Mahasiswa Berprestasi merupakan kompetisi mahasiswa yang digagas oleh Pusat Prestasi Nasional yang ada di bawah naungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi setiap tahunnya. 

Tujuannya adalah untuk memberikan apresiasi kepada mahasiswa terbaik yang siap menjadi agen perubahan untuk membangun Indonesia yang lebih baik.  

Ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mapres) juga diselenggarakan di luar negeri untuk mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri.  

Tahun 2022  persatuan pelajar Indonesia di Malaysia (PPIM) menyelenggarakan untuk kedua kalinya dan kali ini menempatkan Dede Rabuansyah sebagai juara utama mahasiswa berprestasi non-akademik. Mahasiswa semester 7 bachelor of elementary education di Albukhary International University itu punya segudang prestasi. Dede telah melampirkan total 76 juara dan penghargaan tingkat nasional dan internasional.

Bagaimana Dede yang berasal dari keluarga kurang mampu di kabupaten Kubu Raya, provinsi Kalimantan Barat ini bisa mencapai prestasi spektakuler itu ? Pemuda yang mendapatkan beasiswa kuliah S1 full di luar negeri ini. Ayahnya telah meninggal sejak ia kecil dan ibu nya hanya bekerja sebagai cleaning service.

Untuk mengatasi keterbatasan finansial, Dede pun berjuang selama lima tahun untuk mendapatkan beasiswa penuh kuliah. Hingga akhirnya ia terpilih menjadi penerima beasiswa Yayasan Albukhary Foundation di Malaysia.  Penulis novel narasi perdamaian ini juga merintis usaha pencucian sepatu dan online shop untuk menambah keuangan nya. Selain aktif kuliah Dede baru-baru ini juga pernah ikut membimbing siswa sekolah rendah (SK Taman Rakyat) di Malaysia untuk mengikuti pertandingan robotik kebangsaan kategori robomission Jr oleh Lego Education Malaysia dan mereka berhasil meraih juara 1 peringkat negeri serta juara 4 peringkat kebangsaan. Di kutip dari akun instagram pribadinya untuk memenangkan mapres tahun ini, ia harus berlapang dada dengan kekalahan untuk tahun sebelumnya.  Berbicara tentang akademik, pada semester sebelum nya ia meraih GPA atau IP 4.00.

Tekadnya untuk menjadi menjadi mahasiswa berprestasi dimulai sejak lulus SMA tahun 2015 di mana ia pernah berkuliah dua kali di Indonesia dan gagal karena keterbatasan finansial. Hingga ia memutuskan untuk menjadi pekerja migran di negara tetangga Malaysia sebagai Analysis Laboratorium selama 2,5 Tahun. Sembari bekerja ia pun mendaftar berbagai macam beasiswa di luar negeri. Motivasi-motivasi tersebut membuat seorang Dede Rabuansyah yang selalu diremehkan karena kemiskinan nya untuk tidak mudah menyerah. Dari kisah pejuang seorang pekerja migran yang telah menjadi mahasiswa berprestasi. Ia ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik dan percaya pendidikan adalah jalan termudah untuk membuka akses kehidupan yang layak.