Tahukah Anda bahwa dari 57,6% penduduk Indonesia memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut, namun hanya 10,2% di antaranya yang mengakses perawatan gigi dan mulut. Angka tersebut mungkin terkesan miris, namun begitulah kondisi sesungguhnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut. Mitos-mitos yang dipercaya oleh masyarakat memainkan peran besar dalam rendahnya angka tersebut. Misalnya, banyak yang beranggapan bahwa selama gigi tidak sakit, maka tidak usah mencari perawatan gigi.
Di era digital seperti sekarang, kemudahan akses informasi tentang kesehatan gigi dan mulut dapat dengan mudah diakses. Namun sayangnya, mitos-mitos juga ikut tersebar oleh konten viral dan berita bohong yang menyesatkan. Hal tersebut diperparah kurangnya edukasi dari pihak yang berkredibel dan ditambah ketakutan sebagian orang untuk datang ke dokter gigi. Semua hal tersebut akhirnya menciptakan bobroknya kualitas kesehatan gigi dan mulut masyarakat.
Mitos-mitos di tengah masyarakat perlu diluruskan demi peningkatan kesehatan gigi masyarakat. Mitos tersebut dapat memperparah kualitas kesehatan gigi dan mulut secara luas. Masyarakat perlu mengetahui fakta-fakta sesungguhnya mengenai kesehatan gigi sehingga mereka dapat lebih proaktif dalam pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut. Berikut adalah mitos-mitos seputar kesehatan gigi yang beredar di masyarakat:
1. Gigi Berlubang karena Keturunan
Banyak orang beranggapan bahwa gigi berlubang disebabkan oleh faktor genetik, padahal bukan hanya itu saja. Gigi berlubang disebabkan oleh bakteri, gula, dan faktor lingkungan sehingga bukan faktor generik saja. Penyebab utama gigi berlubang adalah buruknya perawatan gigi. Mitos ini sangat berbahaya jika dipercaya karena dapat menurunkan kesadaran mengenai pentingnya merawat kesehatan gigi.
2. Sikat Gigi Keras Lebih Bersih
Menyikat gigi secara keras merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh banyak orang lantaran beranggapan akan membuat gigi menjadi lebih bersih. Namun kenyataannya, hal tersebut malah membuat lapisan gigi menjadi terkikis atau abrasi. Teknik menyikat gigi yang tepat adalah dengan gerakan lembut dan memutar secara menyeluruh agar tidak merusak jaringan sekitar gigi. Kasus abrasi akibat menyikat gigi terlalu keras terus meningkat yang menunjukkan pentingnya edukasi teknik menyikat gigi secara tepat.
3. Sakit Gigi Hilang Sendiri
Mengabaikan sakit gigi adalah kebiasaan yang tertanam dalam benak masyarakat. Mereka beranggapan bahwa kesehatan gigi bukanlah sesuatu yang mendesak. Hal tersebut sangat berbahaya karena sakit gigi menandakan adanya infeksi atau kerusakan pada saraf gigi. Jika dibiarkan akan menimbulkan komplikasi yang berujung pada mahalnya biaya perawatan. Biaya perawatan untuk kondisi komplikasi akan jauh lebih mahal daripada biaya pemeriksaan rutin.
4. Gusi Berdarah saat Hamil itu Normal