"Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya."
(R.A. Kartini)
Kalau membaca beberapa kutipan surat kartini kepada sahabat-sahabatnya di Belanda, saya tidak yakin, jika lomba kebaya adalah cara yang paling tepat untuk menghormati pemikiran Kartini.
Pikiran Kartini adalah pembebasan, yang tidak mustahil akan menabrak pakem yang sudah berurat-akar. Membaca dan pendidikan adalah peluang Kartini untuk mencapai pembebasan. Menulis adalah cara yang ditempuh Kartini untuk menyampaikan pandangan pembebasannya ketika tubuhnya telah dikekang.
'Membaca' dan 'Berpengetahuan' adalah cara untuk meneruskan cita-cita Kartini. Bukankah Kartini sangat bersemangat membuka sekolah dan mengambil bagian dalam proses pembelajaran?
Selamat merenungkan semangat pembebasan Kartini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H