Mohon tunggu...
Kang Chons
Kang Chons Mohon Tunggu... Penulis - Seorang perencana dan penulis

Seorang Perencana, Penulis lepas, Pemerhati masalah lingkungan hidup, sosial - budaya, dan Sumber Daya Alam

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Urgensi Satu Data Peta Nasional Kerentanan Wilayah Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil

15 Mei 2022   14:10 Diperbarui: 17 Mei 2022   11:26 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu yang berkaitan dengan konflik pemanfaatan ruang terutama di kawasan pesisir dan laut masih sering kali terjadi. Ini disebabkan karena ruang tersebut masih dianggap bersifat open access. 

Disamping itu, orientasi pendekatan pemanfaatan ruang yang masih mengedepankan mazhab developmentalism.

Kondisi inilah yang justru menjadi bumerang terhadap kerusakan lingkungan pesisir dan laut. 

Sebenarnya pendekatan ini telah mendapat kritik tajam dari para pakar di dunia, terutama setelah adanya fakta terjadinya tekanan kuat terhadap kualitas sumber daya dan  lingkungan.

Konsep integrated coastal zone management semestinya menjadi acuan pemanfaatan ruang dan zonasi, dimana kompatibilitas antar multisektor harus terjaga dalam konteks ekoregion.  

Perilaku "zero sum game" dalam konteks pemanfaatan sumber daya dan lingkungan akab memberikan dampak buruk dan eksesnya bisa bersifat multidimensi.

Beragam ekses eksternalitas saat ini kian terasa. Misalnya, tingkat abrasi di kawasan pesisir, land subsidence, sea level rise, kerusakan habitat dan ekosistem penyangga, telah secara nyata membawa kerugian yang tak terhitung secara ekonomi. 

Perubahan iklim global, memang menjadi pemicu, tapi itu bukanlah faktor tunggal, karena sebenarnya aktivitas yang bersifat antriposentrislah yang menjadi akar penyebab utama.

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip, Prof. Sutrisno Anggoro dalam sebuah kesempatan webinar mengatakan pentingnya menjaga prinsip "bijak" (Bijak sana dan bijak sini) dalam pemanfaatan sumber daya pesisir. Artinya ada "equity of dimension". 

Oleh karenanya, Prof. Tris, juga menekankan pentingnya pendekatan *filantropi regulatif* dalam kebijakan perencanaan ruang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun