Mohon tunggu...
Puja sari
Puja sari Mohon Tunggu... -

Friendly and I'm so humble

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mawar dan Arjuna

15 Februari 2015   21:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:08 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siang itu ada seorang perempuan seumuran kakakku datang ke rumah. Aku kira dia ada perlu dengan kakakku, ternyata dia ingin menemui ibu, kebetulan sudah tiga hari ini ibu tak pulang ke rumah. Sia-sia rupanya wanita itu datang kemari. Namun, ada maksud lain sepertinya saat ku pandang kedua bola matanya. Aku berusaha menyambut tamu dengan hangat, tadinya ia ingin lekas pergi setelah mendengar bahwa orang yang hendak  ditemui tak berada disini. Tapi, aku berusaha membujuknya untuk duduk sebentar sembari meminum teh yang aku buat. Basa-basi di awal pembicaraan membuat saya semakin penasaran, ternyata benar ada maksud lain dari kedatangannya kemari.

Beberapa bulan ini ibu memang jarang berada di rumah, terutama pada akhir pekan. Karena ibu punya ritual baru yaitu menemui suaminya. Dari awal aku dan kakakku tak pernah setuju ibu menikah dengan lelaki itu, meski dia memiliki jabatan ataupun punya banyak uang. Tapi, perasaan memiliki kekuatan tajam yang terkadang diluar jangkauan pikiran.

Wanita itu mengaku bahwa ia adalah istri kedua dari laki-laki yang menikahi ibu. Tapi, laki-laki itu pernah bilang pada kami bahwa dia hanya memiliki seorang istri dan itupun istrinya sering sakit-sakitan karena usianya yang semakin sepuh. Dari pembicaraan aku dan wanita itu, ya sebut saja namanya mawar (biar kaya di tv2:D) terungkap banyak kebohongan yang mencerminkan siapa laki-laki tsb.

Mawar berusaha menahan derasnya air mata yang melupkan kekecewaannya terhadap sang suami sebutlah si Arjuna buaya. Tak hanya mawar, aku juga merasakan kekecwaan yang sama. Padahal aku dan kakakku sudah mengingatkan ibu. Namun, rupanya si arjuna buaya telah memancarkan pesona yang luar biasa, hingga ibu gelap logika. Mawar juga bercerita bahwa ia pernah menemukan kwitansi pembayaran storan mobil dan itu atas nama ibuku. Pantas saja ibu sering mengeluh tak punya uang, padahal aku tahu gaji ibu cukup untuk membiayai kebutuhan ibu perbulan. Tak disangka si arjuna yang katanya Berpangkat dan berduit hanya modal dusta untuk membiayai kebutuhan 6 orang anak dari istri pertama, dua orang anak dari istri kedua, dan eh... aku gak usah diitung y, kan bukan anak dia.

Tak disangka si arjun buaya telah menabung dusta, bukannya jabatan sebagai (em...sebut jgn y? samarkan saja y.) "PENGAYOM MASYARAKAT" tidak diperbolehkan memiliki istri lebih dari satu? Padahal kata si mawar, istrinya yang pertama sudah laporan ke kantor tentang masalah ini, alhasil si arjuna buaya diturunkanlah jabatannya. berharap si arjuna jadi isnyaf eh malah berubah makin syaraf.

Begitulah cerita ibu dengan suaminya yang baru, buat kalian nih sang arjuna di luaran sana plisss ya pliss jangan jadi arjuna buaya, jujur aja sama istri sepahit apapun kejujuran itu lebih terhormat daripada kebohongan, ya ujung-ujungnya ketauan juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun