Peran Organisasi Kemasyarakatan Memupuk Rasa Cinta Tanah Air di Medokan Sawah, Surabaya
Surabaya, Januari 2025 -- Nilai cinta tanah air memiliki peran sentral dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi, organisasi kemasyarakatan di RT/RW 02/01 Kelurahan Medokan Sawah, Kecamatan Rungkut, Surabaya, menjadi garda terdepan dalam membangun rasa kebanggaan terhadap identitas bangsa. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengungkapkan bagaimana berbagai program komunitas lokal ini secara aktif menanamkan nilai-nilai kebangsaan di kalangan masyarakat.
Karang Taruna ARMEDAS, salah satu organisasi kemasyarakatan di wilayah ini, didirikan pada tahun 2015 dengan tujuan utama memperkuat solidaritas dan kesadaran nasionalisme. Dengan dukungan masyarakat setempat, organisasi ini rutin menggelar berbagai kegiatan yang tidak hanya menyatukan warga tetapi juga memberikan edukasi tentang pentingnya nilai-nilai kebangsaan.
Berbagai Kegiatan Peningkat Semangat Nasionalisme
ARMEDAS menyelenggarakan sejumlah program inovatif, seperti lomba-lomba perayaan 17 Agustus, diskusi sejarah bangsa, hingga kegiatan seni budaya yang melibatkan generasi muda. Salah satu kegiatan paling menarik perhatian adalah lomba "Sunggi Tempeh", permainan tradisional yang bertujuan melestarikan budaya lokal sembari mempererat hubungan antargenerasi.
Selain itu, ARMEDAS juga aktif dalam mengadakan upacara bendera dan Kirab Pancasila. Kedua kegiatan ini dirancang untuk memperkuat rasa hormat warga terhadap simbol-simbol negara. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, organisasi ini mulai memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menjangkau generasi muda dengan cara yang lebih relevan. Melalui konten edukatif di media sosial, ARMEDAS berhasil meningkatkan partisipasi generasi muda dalam berbagai kegiatan.
Tantangan di Tengah Dinamika Masyarakat
Meski memiliki visi yang kuat, ARMEDAS menghadapi tantangan besar, terutama dalam melibatkan generasi muda yang sering kali lebih tertarik pada budaya populer asing dibandingkan tradisi lokal. Selain itu, kurangnya dukungan anggaran dan sumber daya manusia yang terlatih menjadi kendala utama dalam pelaksanaan program-program mereka.
"Beberapa warga masih enggan terlibat dalam kegiatan komunitas karena kurangnya waktu atau kesadaran akan pentingnya cinta tanah air," ungkap Heri Iswoyo, Ketua Karang Taruna ARMEDAS. "Kami mencoba mengatasinya dengan menyelenggarakan kegiatan yang menarik dan relevan, seperti lomba kreatif bertema nasionalisme dan pelatihan keterampilan berbasis lokal."